Rabu, 15 Februari 2012

Tafsiran cupu 1 Kor 11:2-12


                                                             Perempuan, Pusat Perhatian
1 Korintus 11:2-12

Pendahuluan
Perempuan merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang kompleks. Hal ini yang menyebabkan banyak topik-topik pembahasan mengenai wanita mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Termasuk bagaimana wanita juga dibicarakan khusus dalam surat paulus untuk jemaat di korintus ini. Dimana tak berbicara mengenai hal-hal yang sungguh besar, namun berbicara mengenai sesuatu yang sangat sederhana di zaman sekarang. Salah satu contohnya menurut saya adalah penutup kepala wanita yang merupakan sesuatu yang diperingatkan oleh paulus dalam suratnya.

Bukan tidak beralasan saya memilih topik ini, saya memilihnya yang pertama karena saya juga perempuan. Saya sedikit heran dengan Paulus mengapa penutup dan kepalanya wanita saja menjadi sesuatu yang penting. Sebagai perempuan bukannya saya menghindari, namun malah mendekati dan ingin mengerti teks ini. Saya mendekati teks ini dengan kritik Historis dan Kritik bentuk. Mencoba melihat teks dengan konteksnya zaman dahulu dan bagaimana teks ini dipakai dalam kehidupannya.

Kehadiran si Pertanyaan
Memunculkan pertanyaan-pertanyaan dari teks merupakan sesuatu yang penting dalam dunia penafsiran sehingga mengetahui ia memakai kendaraan apa dalam mencapai tujuannya. Seperti yang sudah terungkap diatas, dimana teks ini menarik perhatian saya karena paulus membicarakan hal yang kecil namun dianggap penting dalam kehidupan berjemaat. Namun saya kemudian bertanya, penutup kepala yang seperti apa yang dimaksudkan oleh paulus dalam surat nya ini apakah hal fisik atau hanya sebuah metafor? ketika memang metafor sepertinya ada sesuatu yang ingin dihubungkan dengan sesuatu yang bersifat rohani, apa? dan ketika merupaka sesuatu yang fisik maka apa hubungannya dengan sesuatu yang rohani?  Hal apa yang ingin diberitahukan oleh Paulus sebenarnya, dan apa hubungannya dengan penutup kepala?

I.            Pengantar
Si Paulus
Sebelum mengenal tulisan dan teologi paulus, ada baiknya menurut saya untuk berkenalan dengan paulus. Paulus lahir di Tarsus, sebuah kota Kilikia.[1]Ia mengakui dirinya sebagai orang ibrani, orang israel dari keturunan Abraham.[2]Ia berasal dari suku Benyamin lebih tepatnya lagi.[3] Sebagai orang yang mengikuti budaya dari sukunya ia disunat pada hari kedelapan.[4] Ayahnya telah memperoleh kewarganegaraan Romawi, sehingga Paulus adalah seorang Romawi dari segi hukum, sehingga hukum-hukum romawi berlaku atas dirinya, seperti hukum itu berlaku pada ayahnya.[5] Awalnya ia tidak memiliki nama yang dipakai dalam suratnya, awalnya ia bernama Saulus.[6] Dikenal sebagai Saulus kepada orang Yahudi, seperti Paulus kepada bangsa-bangsa.

Tindak tanduk Paulus menentukan siapa dirinya.  Dari segi riwayat hidupnya Paulus yang awalnya bernama saulus merupakan seseorang yang menjadi musuh umat Kristiani. Jelas hal ini dikarenakan ia merupakan orang yang berusaha membinasakan jemaat,[7] Ia mengancam dan membunuh murid Tuhan,[8] membinasakan barang siapa yang memanggil nama Yesus.[9] Namun Paulus mengalami pertobatan, kata ini dipakai oleh Toms Jacobs karena ia melihat peralihan dalam riwayat hidup paulus. Peralihan dari seorang penganiaya menjadi seorang yang beriman Kristiani. Hal ini juga terlihat dari kata-kata Paulus menilai dirinya, ia menyadari bahwa ia seorang penganiaya dan pembinasa jemaat. Hingga pertobatan itu terlihat ketika ia berkatawalaupun dahulu saya memfitnah dan menganiaya serta menghina Dia. Tetapi Allah mengasihani saya, karena pada waktu itu saya belum percaya, jadi saya tidak tahu apa yang saya laku[10] Ia melihat bahwa ia tidak bisa dipersalahkan akan tindakan-tindakan yang ia lakukan karena ia tidak memiliki iman dan masih berpikir dengan keyakinan  hati nuraini subjektif saat itu.[11]


Di Korintus
Setelah mengetahui siapakah seorang Paulus, baiklah untuk mengetahui bagaimana keadaan Korintus sendiri.




Dari Peta diatas terlihat bahwa Koritus berada di daerah yang sangat strategis dan tepat berada di lintas perdagangan. Hal tersebut yang membuat Korintus menjadi salah satu pusat perdagangan dan perniagaan terbesar di dunia kuno. Hal ini yang membuat kota ini cukup kaya dan makmur di masanya.

Korintus sendiri berasal dari bahasa Yunani Korinthiazesthai yang berarti bermabuk-mabukan dan penyelewrngan asusila yang tak terkendali.[13] Dari asal kata ini juga menunjukkan kehidupan orang-orang di Korintus, yang bukan hanya memiliki reputasi makmur dibidang perdagangan namun juga reputasi memiliki kehidupan yang jahat.

Si Paulus di Korintus[14]
Paulus berada di korintus merupakan bagian dari perjalanannya yang ke dua pada  tahun 49. Ketika itu ia mengumpulkan jemaat di sana bersama dengan  Silvanus dan Timotius.[15]

Paulus berada di sana kurang lebih satu setengah tahun dan ia mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhannya.[16] Jemaat yang berada di Korintus mayoritas berasal dari kalangan kafir dan dari orang kecil. Surat yang ditulis ini berisi jawaban Paulus berdasarkan pertanyaan umat sendiri. Dimana barangkali pertanyaan - pertanyaan tersebut disampaikan kepada Paulus oleh utusan jemaat Stefanus, Fortunas dan Akhaius. Kemungkinan lain adalah bahwa ada kabar yang didapat Paulus dari keluarga Khloe dan mungkin juga melalui Apolos.[17] Berita yang disampaikan kepada Paulus lebih banyak mengenai sesuatu yang buruk misalnya mengenai sex, dan pandangan-pandangan yang bertentangan tetapi yang menjadi persoalan pokok adalah mengenai perpecahan dalam jemaat itu sendiri.Data-data yang tertulis dalam Alkitab ini bisa saja menjadi data yang membenarkan asal kata Kota Korintus sendiri.
Surat Si Paulus

1 dan 2 Korintus merupakan surat Paulus kepada jemaat di Korintus. Dalam hal ini 1 Korintus menurut saya  masuk dalam ragam literer surat-surat kiriman. Hal ini bisa terlihat dari dimana beberapakali dalam tulisan ini, ditulis bahwa ia menulis surat. tiga diantaranya

Dan saya menulis surat ini bukanlah juga dengan maksud supaya hal-hal itu dilakukan sekarang terhadap saya.  (1Co 9:15 BIS)
Itu sebabnya saya menulis surat itu kepadamu. (2Co 2:3 BIS)
Saya menulis surat itu kepadamu dengan maksud untuk menguji kalian, apakah kalian selalu mau menuruti petunjuk-petunjuk dari saya. (2Co 2:9 BIS)

Selain itu, ketika menggolongkan sebuah nats kita juga harus melihat juga isinya. Dalam hal ini literer surat-surat kiriman berkemungkinan berisi tentang  tradisi liturgis atau paranetis yang dimana berkenaan dengan nasihat susila.[18]
II.            Pembahasan
1 Korintus 11:2-3 ini merupakan ayat yang berada dalam sub bab yang membahas tentang masalah-masalah ibadah bersama. Sub bab ini terdiri dari pasal 11 hingga 14 yang membentuk sebuah kesatuan. yang terbagi atas tiga masalah yaitu 1) pakaian serta tindakan laki-laki dan perempuan ketika beribadah, 2) Hal melaksanakan perjamuan Tuhan, 3) penggunaan karunia-karunia rohani. Jelas dalam hal ini 1 Korintus 11 berisi mengenai pakaian serta tindakan laki-laki dan perempuan ketika ibadah.

Si Paulus “nyindir”
Dalam ayat 2 menimbulkan sebuah pertanyaan akan pendapat paulus, apakah ia menutupi sesuatu dan hanya memperhalus untuk menjaga keadaan? atau malah paulus ingin menyindir dengan halus tapi mengena? Hal ini dipertanyakan karena emnurut saya Paulus menulis suratnya dengan ambigu.

Saya memuji kalian sebab kalian selalu mengingat saya dan menuruti pelajaran yang saya berikan kepadamu. (1Co 11:2 BIS)

Ketika melihat kata-kata diatas apakah memang sesungguhnya jemaat di Korintus benar-benar menuruti pelajaran yang diberikan oleh Paulus?. Padahal dalam suratnya sendiri ia juga mencantumkan bahwa  Gereja  ini  tidak  mengingat  kata-kata  Paulus  dan  tidak  mengikuti  ajarannya.[19]
Dalam ayat ini  ajaran yang dimaksudkan oleh paulus mungkin hanya berupa jawaban-jawabannya akan pertanyaan-pertanyaan jemaat korintus yang berguna untuk kehidupan berjemaat saat itu. Atau hanya berupa pemberian ajaran –bukan ajaran pribadi dari sumber-sumber yang didapat oleh Paulus, misalnya:
  1.     Khotbah-khotbah Stefanus (Kis 7)
  2.   Orang-orang Kristen yang ia aniaya (Kis 8:1-3; 9:1-2; 22:4,19)
  3.  Ananias (Kis 9:10-18)
  4.  Saat di Arabia bersama dengan Kristus (Gal 1:11-17)
  5. Saat di Yerusalem bersama dengan Petrus dan Yakobus (Gal 1:18-19)
  6.  Barnabas (Kis 9:20-27; 11:25-26)


Hal ini juga terlihat dari perkataannya : “..... kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu. (1Co 11:2 ITB). Kata “kuteruskan” yang diterjemahkan oleh ITB sedikit banyak membuat sebuah kemungkinan bahwa Paulus hanya meneruskan ajaran yang kebanyakan  informasi mengatakan bahwa ajaran itu tentang Yesus diteruskan  secara  lisan dari  individu ke individu  sampai  hal tersebut ditulis sekitar 30 sampai 60 tahun setelah kematian-Nya.

Si Paulus “beda”

Tetapi saya ingin kalian mengetahui satu hal lagi, (1Co 11:3 BIS)
Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, (1Co 11:3 ITB)
But I would have you know,  (1Co 11:3 KJV)

Paulus menurut saya tak seperti biasanya. Bagian  ini ia memulai tulisannya dengan “aku  ingin  supaya kamu mengetahui”. Dalam  tulisan Paulus, ungkapan  ini  tidak terlihat bahwa ia ingin menyampaikan  sebuah  teguran yang keras seperti teguran-teguran sebelumnya di  Rom 1:13 dan Kol 2:1. Paulus sepertinya hanya ingin menginformasikan sesuatu yang menurutnya menjadi informasi yang sangat penting.

Ungkapan  pada awal ayat ini   berbeda  dengan  dua  ungkapan  lain  yang  juga  sering  digunakan Paulus,  yaitu  “tidak  tahukah  kamu?”  (3:16;  5:6;  6:2,  3,  9,  15,  16;  9:13)  dan  “aku  tidak  ingin supaya  kamu  tidak mengetahui”  (10:1;  12:1) .  Dua  ungkapan  ini  biasanya  muncul  dalam  konteks  Paulus  sedang  memberikan peringatan atau teguran yang keras, sehingga pada ayat ini tidak terlihat sifat teguran dari paulus. Sikap Paulus yang cenderung lembut di 11:3 sesuai dengan pendekatan di 11:2, dimana ia  ingin menyoroti sisi positif yang ada  terlebih dahulu. Alasan  lain mungkin berkaitan dengan sifat persoalan yang ada. Dalam hal penampilan perempuan di ibadah, jemaat Korintus mungkin belum pernah melakukan kesalahan ini, sehingga Paulus hanya perlu menginformasikan sesuatu yang perlu mereka ketahui.

Arti Kepala
Tetapi saya ingin kalian mengetahui satu hal lagi, yaitu bahwa yang menjadi kepala atas setiap orang laki-laki adalah Kristus; yang menjadi kepala atas istri adalah suami, dan yang menjadi kepala atas Kristus adalah Allah. (1Co 11:3 BIS)
 Istilah kepala memang merupakan sesuatu yang banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam Alkitab, istilah ini dapat dipahami sebagai:

1.      Yang setara PL Ibrani adalah rosh, yang dapat berarti 
a. Kepala 
b. Kepala(chief)
c. Awal 
d. Jumlah total 
2.      dalam LXX  rosh diterjemahkan oleh kata Yunani 
a. Arche (Maz. 137:6.) 
B. Prototokos (I Taw.. 5:12) 
c. Kephale (kepala) 
(1) kepala manusia 
(2) kepala binatang 
(3) puncak gunung 
(4) atas sebuah menara (Mat. 21:42) 
3.      Di kephale PB 
a. Kepala manusia ( 1Kor  11:4,5,7) 
b. Kepala binatang 
c. Idiom dari seluruh pribadi 
d. Awal atau sumber (I Kor. 11:3) 
e. Jumlah (Rom. 13:9) 
f. Pemimpin 
g. Suami
( Ef. 5:23) 

KephalÄ“ di yang ada dikorintus dapat diartikan sebagai pemimpin. Hal ini bertolak dari banyaknya penafsir yang  memegang  pandangan  ini, dengan  memahami  kata  kephalÄ“  dalam  konteks kepemimpinan.  Allah  menetapkan  laki-laki  sebagai  pemimpin  perempuan,  walaupun kepemimpinan  ini  tidak  berarti  penguasaan.  Pandangan  ini merupakan  konsep  tradisional  dan paling populer di kalangan jemaat awam.
Pendapat ini menurut saya muncul karena  munculnya kata ini dalam  konteks  kepemimpinan.  Orang-orang  yang disebut  sebagai  kepala adalah  mereka  yang  mengepalai  sebuah  komunitas  atau  kelompok.  Misalnya saja Anak Remalya  yang disebut  sebagai  kepala  Samaria  (Yes  7:9),  dalam  arti  sebagai  pemimpin  wilayah Samaria. Argumen  lain  didasarkan  pada posisi Kristus  sebagai  kephalÄ“  jemaat  (Ef  1:22;  4:15; 5:23;  Kol  1:18;  2:10,  19).  Sebutan  ini  dalam  beberapa  teks  secara  jelas  berkaitan  dengan kekuasaan  atau  kepemimpinan.  Contoh:  Kristus  sebagai  kepala  disejajarkan  dengan  segala sesuatu diletakkan di bawah kaki-Nya (Ef 1:22).

Kata kephalÄ“ memang secara figuratif memiliki arti “pemimpin”  atau  “penguasa”,  tetapi  itu  hanya  dalam  konteks  kepemimpinan  komunal  (satu orang membawahi banyak orang). Tidak ada  bukti yang menunjuk pada arti  ini dalam konteks relasi  satu  orang  dengan  satu  orang  yang  lain  (misalnya  suami  dan  isteri).    
KephalÄ“ juga memiliki konteks arti dalam hubungan suami istri. Istilah  "laki-laki" dan  "perempuan"ayat ini mungkin dapat berarti  suami dan  istri, jadi bukan terpisah-pisah. Konteks  11:3-16 sendiri  menurut saya  menyinggung dua pihak yang menjadi kepemimpinan. Namun memang ini efek dari penerjemahan saja. Dari segi laki-laki bisa terlihat ia menjadi pemimpin perempuan.Sebab itu, untuk menyenangkan para malaikat, seorang wanita harus memakai tutup kepala sebagai tanda bahwa ia di bawah kekuasaan suaminya. (1Co 11:10 BIS) Terlihat bahwa laki-laki memiliki kuasa terhadap istrinya.

Dari sisi perempuannya sendiri terlihat  ketika  kata  otoritas   muncul,  kata  ini  justru  dikaitkan  dengan  perempuan. Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat. (1Co 11:10 ITB) Makna  kepemimpinan  juga  tidak  terlalu  cocok  dengan  sikap positif Paulus di 11:11-12. Kalau kepemimpinan ini memang didasarkan pada urutan penciptaan (11:8-9),  mengapa  Paulus  perlu  menyinggung  bahwa  laki-laki  pun  berasal  dari  perempuan (11:11-12)? Apakah ini berarti bahwa perempuan dalam taraf tertentu juga pemimpin laki-laki? Tentu saja tidak.

Apabila dilihat dari  sisi  konteks  1 Korintus  11-12.  Terlihat dari pemakaian kata dan pemaparan menunjukkan  bahwa Paulus  sedang menyoroti keutamaan  laki-laki.  Ia berbicara  tentang  laki-laki yang menyinarkan kemuliaan Allah  dan  perempuan  yang memancarkan  kemuliaan  perempuan  (11:7).  Pemilihan kata  “kemuliaan”  ini  pasti  tidak  berkaitan  dengan  ide  tentang  “sumber”.  Kemuliaan  lebih menyiratkan  sesuatu  yang  tampak  lebih  terang  atau  indah  daripada  yang  lain.   Penjelasan  ini  secara  tidak  langsung menunjukkan bahwa kepala adalah bagian yang terhormat atau terpandang.

Konsep tentang keutamaan ini tidak berarti bahwa laki-laki bukan pemimpin perempuan. Ini  hanya masalah  penekanan  saja.  Yang  dipentingkan  adalah  keutamaan  laki-laki, walaupun keutamaan  ini  pasti  juga  mencakup  sisi  kepemimpinan.  Keutamaan  ini  juga  tidak berarti penolakan  terhadap  saling  kebergantungan  antara  keduanya.  Laki-laki  tetap  berasal  dari perempuan  (11:11-12). Keutamaan  ini  harus  dipahami  dalam  konteks  pengaturan  ilahi  tentang relasi keduanya. Walaupun wanita tetap sebagai penolong yang sepadan (Kej 2:18), tetapi dalam relasinya dengan laki-laki Tuhan sudah menetapkan bahwa laki-laki lebih utama dari sisi waktu dan posisi daripada perempuan (11:8-9).

Wanita di Yahudi
Sebelum melihat bagaimana peran penutup kepala dalam kehidupan masyarakat dikorintus. Saya juga ingin melihat bagaimana kehidupan atau posisi wanita pada kebudayaan yahudi yang juag diangkat barclay untuk melihat konteksnya.
Dalam sebuah kebudayaan, sebuah negara, dan juga sebuah daerah, sering sekali perempuan merupakan sebuah topik yang jarang dibicarakan dan diperhatikan. Hal ini karena perempuan merupakan bagian dari masyarakat yang dianggap merupakan tingkat kelas dua dalam tingkat sosial. Istilah yang dipakai ketika melihat bahwa laki-laki lebih menonjol ketimbang perempuan adalah patriakal. Patriakal berarti mengacu pada hubungan kekuatan dimana kepentingan perempuan dianggap lebih rendah dari pada laki-laki.[20] Bukan hanya kepentingan yang tidak diutamakan, namun perempuan juga dianggap menjadi “liyan” yaitu perempuan dianggap sebagai objek laki-laki.[21] Dalam menjadi liyan, perempuan dibentuk dengan pemikiran yang dualistik sehingga menjadi sosok yang lebih rendah dari laki-laki.

Hal ini juga tidak berbeda dengan para perempuan di masyarakat Yahudi yang juga menjadi manusia tingkat dua setelah laki-laki. Disini terlihat bagaimana peran perempuan sangat dipandang rendah sejak ia lahir. Hal ini terlihat dari doa yang dinaikkan sebagai doa pribadi yang dimana laki-laki bersyukur tidak dilahirkan sebagai perempuan, hal ini terlihat bahwa status sebagai perempuan merupakan status sosial yang rendah.

Sedikit banyak saya setuju dengan pendapat Barclay mengenai perempuan di kalangan yahudi.

“Ada satu hal yang dipandang benar namun tidak menguntungkan, bahwa dalam hukum Yahudi seorang perempuan bagaikan sebuah barang dan merupakan bagian dari harta milik suaminya, yang atasnya sang suami memiliki hak sepenuhnya untuk mengatur.”[22]

Penutup Kepala Wanita

Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya. (1Co 11:4 ITB)
Kalau seorang laki-laki pada waktu berdoa atau pada waktu menyampaikan berita dari Allah di hadapan banyak orang, memakai tutup kepala, maka orang itu menghina Kristus. (1Co 11:4 BIS)

Bertudung, Bertutup kepala, dan bertudung merupakan kata yang dipakai untuk mengatakan tutup kepala wanita yang digunakan ketika ibadah. Namun saya tidak mengerti mengapa LAI memberi judul perikop ini dengan Hiasan Kepala Wanita. Mungkin buat saya tutup kepala ataupun kerudung adalah sesuatu yang sangat sederhana, bahkan tidak terlalu penting. Mengapa paulus sengaja menuliskan hal ini? Barclay mengingatkan akan konteks daerah dan budaya dimana korintus itu berada. Korintus berada   di dunia Timur, yang dimana perempuan-perempuan menggunakan yashmak.

Pada zaman sekarang banyak yashmak  yang mulai modis, dan sudah mengikuti model-model. Misalnya memiliki motif tertentu. Namun menurut Barclay pada zaman Paulus, yashmak  lebih tertutup lagi hampir-hampir menutupi semua bagian tubuh kecuali mata.

Yashmak[23] merupakan pakaian sederhana telah berubah dari waktu ke waktu. Seperti apa yang sudah menjadi kebiasaan, apa yang dikenakan oleh wanita telah mencerminkan praktek-praktek daerah dan posisi sosial pemakainya. Selubung itu sendiri mendahului Islam oleh berabad-abad. Di Timur, raja Asyur pertama kali diperkenalkan dengan pengasingan perempuan di istana dan juga kerudung. Pelacur dan budak,diminta untuk tidak jilbab, memangkas jika mereka tidak taat hukum ini. Mungkin hal ini ingin membedakan antara mana wanita yang turut akan peraturan dan tidak. Mungkin juga berhubungan dengan kehormatan. Di luar Timur, praktek menyembunyikan wajah seseorang dan sebagian besar hidup dalam pengasingan muncul dalam Yunani klasik, di dunia Kristen Bizantium, di Persia, dan di India. 

Dalam budaya Yahudi cadar digunakan sebagai tanda
1.      lepra, Im 13:45
2.      berkabung untuk orang mati, Yeh 24:17,22
3.      malu, Mik 3:7
4.      pernikahan, Kej 24:65
5.      prostitusi, Kej 38:14-15

Namun dalam hal ini, sepertinya Paulus tidak terlalu condong bahkan tidak mengikuti budaya Yahudi. Hal ini dikarenakan Paulus hanya menyoroti penutip kepala wanita saja, padahal apabila mau disadari ketika beribadah, laki-laki juga menggunakan penutup kepala.

Mengapa sesuatu yang membudaya di Timur –yang menurut saya semua orang sudah mengetahuinya harus dibawa-bawa Paulus dalam suratnya? menurut saya kita harus mengingat lagi akan arti Korintus dan pemakaian yashmak yang sudah dijelaskan diatas. Kemungkinan memang paulus ingin menambah lagi kesopanan dan mengurangi sex bebas di Korintus. Ia ingin agar jemaat mampu beribadah dengan sopan.
Kemungkinan lain yang saya setujui adalah kemungkinan yang ada di pendapat Barclay yaitu Paulus ingin memperbaiki pendangan orang-orang non kristiani terhadap orang-orang kristen yang ada dikorintus. Memang tidak ada nada keharusan memakai penutup kepala. Namun paulus ingin agar orang-orang kristen tidak terlihat malah bersikap saling menggoda tanpa penutup kepala ketika ibadah.

Rambut Wanita

Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya. (1Co 11:6 ITB)

Bagi perempuan(dahulu), rambut adalah mahkotanya sehingga banyak perempuan yang membiarkan rambutnya tumbuh dan memanjang. Dan hal ini juga yang membuat para orang tua melarang anaknya memotong rambut. Namun apakah ini juga membudaya pada umat yahudi? Sepertinya kata rambut tidaklah bisa dipandang sebagai arti harafiah. Karena tidak mungkin paulus mau mempermalukan wanita didepan-depan umum dengan memotong rambutnya. Sepertinya ini hanyalah sebuah penegasan oleh Paulus bahwa jemaat harus menuruti ajaran yang ia buat. Dan ingin mengatakan bahwa ketika ada ajaran yang tidak dilakukan, layaklah mendapat konsekuensi atau akan ada konsekuensinya.

Segala Sesuatu Berasal dari ALLAH
11 Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan.
 12 Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah.
 (1Co 11:11-12 ITB)
 Ayat-ayat ini sepertinya ingin menekankan kebersamaan antara laki-laki dan perempuan.
Ayat ini seperti ingin kembali lagi mengingat konsep penciptaan. Penggunaan  kata  "dari"  (yaitu,  ek,  yang  secara  harfiah  adalah    "berasal  dari")  dalam  konteks  ini  tampaknya ingin memperlihatkan lagi penggunaan "kepala" sebagai "asal." Perempuan adalah berasal dari pria; pria adalah berasal dari  Allah.  Dari ayat ini juga mengingatkan akan narasi  Kejadian  juga  menyediakan  dasar  untuk  "kepala"  sebagai  suatu  urutan  yang  tepat  dari penciptaan.

Namun saya melihat bahwa pemakaian tulisan adalah pantas ketika kebaikan dari gereja adalah tujuan akhirnya. Dimana ayat ini terlihat ingin membangun sebuah hubungan kemitraan antara pria dan perempuan. Dimana yang keduanya tidak bisa hidup tanpa yang lainnya, dengan kata lain saling membutuhkan.

III.            Penutup
Pada akhirnya, saya malah melihat bahwa memang perikop ini tidak bisa dipakai dalam kehidupan kehidupan berjemaat saat ini. Karena menurut saya ini hanya sebuah produk budaya dan produk sejarah. dan saya juga setuju dengan pendapat Barclay bahwa perikop ini hanya bersifat lokal dan sementara.
Hal ini memang sering menjadi perdebatan oleh kalangan umat kristen maupun diluar agama kristen. Namun menurut saya ketika ada orang yang memang ingin melaksanakan seperti yang dituliskan oleh paulus dengan motivasi yang baik menurut saya sah-sah saja. Namun apa bila ada orang yang tidak ingin melakukannya karena satu dan lain hal, hal ini juga tidak perlu diperdebatkan dan memperdebatkan argumentasi yang ada.



DAFTAR PUSTAKA
Barclay, Wiliam. Pemahaman Alkitab Setiap Hari: 1 & 2 Korintus. Jakarta : BPK Gunung Mulia. 2008
Gamble , Sarah Feminisme dan Postfeminisme..Yogyakarta : Jala Sutra.2010.
Jacob, Toms. Paulus: Hidup, Karya dan theologinya. Jakarta : BPK Gunung Mulia. Yogyakarta: Kanisius.1983
Sitompul, A.A. dan Ulrich Benyer. Metode Penafsiran Alkitab. Jakarta : BPK Gunung Mulia. 1999



[1] Kis 21:39; 22:03
[2] 2 Korintus 11:22 
[3] Filipi 3:05
[4] Filipi 3:05
[5] Kis 16:37; 22:25-28
[6] Galatia 1:15
[7] Kis 8:3
[8] kis 9:1
[9] Kis 9:21
[10] 1 Tim 1:13
[11] Toms Jacob, Paulus: Hidup, Karya dan theologinya. Jakarta : BPK Gunung Mulia. Yogyakarta: Kanisius.1983 hlm. 50
[13] Toms Jacob, Paulus: Hidup, Karya dan theologinya. Jakarta : BPK Gunung Mulia. Yogyakarta: Kanisius.1983. hal 11
[14] Toms Jacob, Paulus: Hidup, Karya dan theologinya. Jakarta : BPK Gunung Mulia. Yogyakarta: Kanisius.1983 hlm. 144-125
[15] 2 kor 1,19 kis 18,1-17
[16] 1 kor 4: 9
[17] 1 kor 16 :17-18, 1:11, 5:1-13
[18] A.A. Sitompul dan Ulrich Benyer. Metode Penafsiran Alkitab. Jakarta : BPK Gunung Mulia. 1999. hal 246
[19] 1 Kor 11:17-22
[20] Sarah Gamble , Feminisme dan Postfeminisme.(Yogyakarta : Jala Sutra.2010), 3.
[21] Sarah Gamble , Feminisme dan Postfeminisme.(Yogyakarta : Jala Sutra.2010), 269.
[22]Wiliam Barclay. Pemahaman Alkitab Setiap Hari: 1 & 2 Korintus. Jakarta : BPK Gunung Mulia. 2008 hlm. 178
[23] http://www.womeninworldhistory.com/essay-01.html selasa, 13 desember 2011. pukul 10.10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar