KARYA PENYELAMATAN ALLAH
PENDAHULUAN
Injil yang bermakna
kabar atau berita yang menggirangkan ini dipakai oleh gereja Kristen untuk
sesuatu yang dikabarkan atau diberitakan tentang Yesus Kristus dan
Pekerjaan-Nya. Kabar itu adalah berita keselamatan. Lukas merupakan salah satu
dari kitab-kitab injil. Dimana pada tulisan ini akan mencoba melihat berita /
karya keselamatan Allah dalam Injil Lukas.
Pada paper ini,
pemaparan mengenai karya keselamatan Allah akan dibagi menjadi tiga yaitu yang
berperan , cara-cara dan yang diselamatkan.
YANG
BERPERAN
Pemeran-pemeran
atau tokoh-tokoh dalam narasi Injil lukas 1-3 ini saya bagi atas 2
a)
Pemeran Utama
1.
Allah dan Karya Penyelamatan
Allah merupakan Tokoh
yang tidak bisa diungkapkan karakterisasinya begitu saja.Perlu disadari bahwa
dalam narasi Lukas ini Allah adalah subyek utama. Hal ini bukan berarti kita bisa
mengenyampingkan perannya dalam karya penyelamatan. Hal ini yang menyebabkan
walaupun dia tidak terlihat, namun ia tetap memberikan tanda-tanda kehadirannya
dalam karya-karya penyelamatan seluruh cerita Lukas karena memang karya
penyelamatan itu merupakan karya Allah.
Keutamaan Allah sebagai
juruselamat beberapa kali dituliskan dalam Lukas. Luk 1:47 Maria(mengikuti
judul LAI) mengungkapkan bahwa Allah adalah juruselamatnya. Luk 3:6 dalam
ungkapan pemberitaan Yohanes, ia juga mengatakan bahwa keselamatan yang dari
Tuhan. Allah merupakan sumber keselamatan itu dan Allah jugalah yang memiliki
Karya keselamatan itu.
Tanda Kehadiran Allah ditandai
dengan kehadiran Roh, hal ini terlihat dalam pasal 1 – 2. Seorang malaikat bernubuat kepada Zakharia bahwa anaknya (Yohanes
Pembaptis) akan penuh dengan Roh Kudus (Lukas 1:15). Malaikat itu juga memberitahu Maria bahwa Roh Kudus akan
"datang atas dia" dalam rupa Yesus (Lukas 1:35). Ketika dia bertemu Maria, Elizabeth (istri Zakharia) diisi dengan
Roh Kudus (Lukas 1:41). Setelah
kelahiran Yohanes, Zakharia ayahnya dipenuhi dengan Roh Kudus dan mulai
bernubuat baik tentang John dan tentang Yesus (Lukas 1:67). Setelah
kelahiran Yesus, Lukas menulis tentang seorang pria bernama Simeon. Roh
Kudus telah mewahyukan kepadanya bahwa ia akan melihat Mesias sebelum
kematiannya, dan sementara Roh itu "kepadanya," dipimpin Roh dia ke
Bait Allah di mana ia mengatakan Yesus dan orang tuanya (Lukas 2:25-27).
Dalam karya penyelamatan, Lukas
menuliskan seakan Allah memberi tempat khusus kepada Roh kudus dimana roh kudus
bukan hanya sebatas menandakan keberadaan Allah namun juga Roh kudus memberi
keberhasilan dalam setiap rencana karya penyelamatan Allah. Karena Allah tidak
terlihat dan tidak berperan secara langsung melainkan melalui Roh Kudus, maka
Roh Kudus memiliki peran utama dalam Lukas. Padahal Roh kudus itu adalah Allah
itu sendiri. Pada injil Lukas memang
dipaparkan bahwa karya penyelamatan Allah
juga masih ada peran pihak-pihak lain(yang akan dijelaskan pada bagian
lagi dari paper ini) namun yang berdaulat mutlak atas karya penyelamatan adalah
Allah.
2.
Yesus dan Karya Penyelamatan
Yesus menjadi tokoh
kedua yang disebut dalam Injil Lukas yang berperan dalam karya penyelamatan
Allah. Nama Yesus itu sendiri berarti “Yahweh
menyelamatkan” disebutkan sebagai
juruselamat dalam perjanjian baru yang dimana tidak ingin mengubah peran Allah sebagai penyelamat yang
utama. Dalam hal ini Yesus dipandang sebagai pengantara karya keselamatan dari
Allah kepada manusia.[1]
Kelahiran Yesus
dibedakan dengan kelahiran Yohanes pembaptis dimana Yesus dilahirkan dari rahim
seorang perawan Maria. Keperawanan maria yang menandakan kesucian seorang
wanita juga ingin menandakan sucinya bayi Yesus.
Dalam Lukas Yesus tidak
dikatakan sebagai sang penebus dosa namun Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai
selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
(Luk 1:33 ITB). Yesus yang menjadi raja di
tandai juga dengan penyebutan Daud yang juga seorang raja.
Karya penyelamatan Allah lewat yesus sebagai raja
dimaksudkan bahwaYesus ada untuk memimpin, ia seorang penyelamat dengan
memimpin umat. Ia sebagai penyelamat lewat perintah dan ajaran seperti seorang
Raja dan lewat tindakanNya yang menjadi panutan.
Yesus juga dikatakan sebagai tanduk keselamatan(Luk 1:69).
Tanduk merupakan simbol kekuatan dan tanduk keselamatan itu sendiri merupakan
sebuah benda yang merupakan bagian dari adat israel. dimana tanduk tersebut
apabila dipegang oleh seseorang yang bersalah ia tidak di hukum. Namun pada
adat ini pemahaman akan pembebasan akan kesalahan merupakan pemahaman yahudi
dimana orang yang sudah dibebaskan Allah tidak boleh dihukum manusia. Sedangkan
pemahaman Lukas mengenai tanduk keselamatan yaitu pembebasan itu karena rahmat
Allah, Rahmat Allah-lah maka kamu dibebaskan.
Dalam penggambaran ini Lukas memang konsisten dengan
penggambarannya Yesus sebagai raja, dimana raja yang membuat rakyatnya
terbebas, raja yang membela. Raja juga melindungi, memerangi musuh, raja
merupakan pihak yang kuat. Yesuslah yang membebaskan manusia dengan
kekuasaanNya sebagai raja. Yesuslah yang dipakai Allah agar menang sehingga
membela manusia dan memerangi musuh-musuh. Namun tetaplah semuanya karena Allah
itu sendiri, Yesus hanya ditugaskan untuk menumpas.
Yesus tidak digambarkan sebagai tuan yang menebus
budaknya, karena apabila sebagai tuan maka ada sebuah konsekuensi theologis
yang akan terjadi. Penggambaran Yesus sebagai raja ingin diperlihatkan bukan
sebagai raja yang biasa, namun raja yang mahakuasa. Apabila penggambaran sebagai
tuan yang membeli maka kuasa Allah yang ada dalam Yesus sama dengan tuan
pertama sebelum dibeli (bisa dikatakan iblis). Tapi Lukas memakai penggambaran
raja yang maha kuasa yang berkuasa atas rakyatnya.
3.
Yohanes Pembaptis dan Karya
Penyelamatan
Yohanes Pembaptis adalah salah
satu tokoh utama yang diceritakan oleh Lukas pertama kali dalam tulisannya
setelah pendahuluan. Hal ini menjadikan Yohanes merupakan orang pertama dalam
narasi karya penyelamatan Allah. Yohanes sebagai orang pertama yang dipakai
Allah sebagai orang yang berperan dalam karya-Nya.
Peran Yohanes pembaptis cukup
penting dalam karya penyelamatan Allah. Memang tidak langsung dihubungkan
kepada Allah, namun ia akan lebih berhubungan kepada jemaat dan Yesus. Pada
pasal 1:17 misalnya, ayat ini
berisi tujuan Yohanes dilahirkan dan
perannya dalam karya penyelamatan Allah. Dimana karya penyelamatan Allah pada
peran Yohanes? Sudah di jelaskan bahwa Yesuslah yang memiliki peran utama dalam
karya penyelamatan Allah ( yang berpusat lewat kematian-Nya dikayu salib), tetapi
Yohaneslah yang mempersiapkan manusia dalam penyambutan Karya keselamatan itu
sendiri. Ayat tersebut ditafsirkan bahwa ketika Yesus Kristus datang dan Yesus
akan menjumpai manusia dengan perubahan hati dan hidupnya benar-benar untuk
menemui-Nya.[2]
Perubahan hati dan hidup dimana bukan hanya sekedar perbuatan namun hati dan
pikiran. Dan perubahan tersebut bukan karena upah tetapi lebih kepada refleksi
secara pribadi manusia itu sendiri.
Peran
Yohanes dalam karya penyelamatan juga di tegaskan dalam ucapan Zakharia ayah
Yohanes, ketika ia lahir. Yohanes bukan hanya menjadi orang yang tanpa status
namun ia akan menjadi nabi Allah yang
mahatinggi( pasal 1 : 76). Nabi Allah yang mahatinggi dapat berarti bahwa ialah
nabi yang tertinggi diantara nabi lain yang tercatat, karena pekerjaan atau
tugas yohanes memiliki perbedaan dengan
nabi-nabi lain. Pekerjaan atau tugas Yohanes sebagai nabi Allah mahatinggi
merupakan tugas khusus. Hal ini terdapat dalam perkataan Zakharia yang menegaskan
tugas Yohanes adalah sebagai nabi yang mempersiapkan kedatangan Yesus Kristus.
Yohanes hanya mempersiapkan jalan untuk Yesus, bukan ia yang menyampaikan karya
penyelamatan itu, dan bukan ia yang diutus untuk menyelamatkan. Ia bukan anak
Allah, ia hanya nabi Allah yang menyampaikan berita keselamatan dan mengubah
hati manusia.
Pada pasal 3:4-6 terlihat bahwa Yohanes sedang melakukan
tugasnya sebagai seorang nabi yang ada dalam narasi karya penyelamatan Allah.
Ia tampil sebagai pemberita. Ia menyerukan kabar baptisan pertobatan. LAI menterjemahkan dengan kurang tepat dan terjemahan yang saya pakai
adalah baptisan pertobatan (a baptism of repentance - NIV) untuk menerima pengampunan dosa
(Luk 3:3), oleh karena itu semua yang dibaptis mengaku dosa (Mat 3:6). Alkitab tidak mengatakan
bahwa baptisan akan menyelamatkan kita. Air juga tidak akan membersihkan siapa
pun dari dalam ke luar, dalam arti apabila ia dibaptis maka dosanya telah
dihapuskan. Tapi itu merupakan pembersihan dari Tuhan untuk mereka yang
benar-benar bertobat. Ini adalah tindakan eksternal yang di lakukan dengan
perantara Yohanes. Hal ini sebagai suatu langkah awal tugas Yohanes
mempersiapkan jalan Yesus. Yohanes mempersiapkan hati yang mau bertobat dan
mengikut Yesus.
Dari penjelasan diatas terlihat jelas bahwa baptisan bukanlah jaminan untuk
mendapat keselamatan, namun yang menyelamatkan adalah pertobatanlah melalui
perubahan hati dan perubahan hidup orang itu sendiri. Satu hal yang penting
yang perlu diketahui bahwa pertobatan bukanlah sesuatu yang instan, namun merupakan sebuah proses.
Perubahan hati bukan ditunjukan dari sikap hidup yang menuruti peraturan yang
ada, namun ia mau membuka diri untuk mendengar suara hatinya dan menuruti
kehendak Allah.[3]
Yohaneslah bertugas untuk menyampaikan kepada umat mengenai karya keselamatan
Allah melalui pengampunan yang terjadi sesuai dengan proses.
4.
Umat dan Karya Penyelamatan
Umat
merupakan pihak yang sering terlupa dalam karya penyelamatan Allah. Umat yang
menjadi pihak ketiga(orang ketiga) memiliki peran penting juga didalam karya
penyelamatan Allah. dalam tulisan lukas, memang tertuliskan peran umat secara
langsung.
Yang telah Engkau sediakan di
hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi
penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu,
Israel." (Luk 2:31-32 ITB). Ayat ini banyak
ditafsirkan oleh penafsir dimana karya penyelamatan menjangkau bangsa-bangsa
lain. Namun mengapa kemuliaan bgi israel? bukankah ini bukan pada zaman israel,
melainkan zaman orang-orang Yunani? Banyak yang menamakan jemaat pada saat itu
sebagai Israel baru, tetapi banyak juga yang memandang ayat ini sebagai ayat
yang menguniversalkan karya penyelamatan Allah. Hal tersebut tidak terlalu
penting, yang terlebih penting adalah dimana peran umat dalam karya
penyelamatan itu sendiri.
Perubahan
hati dan hidup dari umat dalam mempersiapkan kedatangan Yesus itu menjadi sebuah
penyataan bagi bansa-bangsa lain. Umat pada saat itu menunjukkan diri mereka
yang telah bertobat dan percaya kepada keselamatan itu. Umat dilihat oleh
bangsa-bangsa lain dan menjadi contoh untuk mereka. Pada saat itu Allah memakai umat berperan dalam
karya keselamatan Allah. Hal ini yang menunjukkan kemuliaan umat (israel baru),
dimana kemuliaan bukan kedudukan melainkan hidup kudus dan benar yang merupakan
hasil dari perubahan hati.
b)
Pemeran Pendukung
a.
Maria
Maria memiliki peran
dalam rancangan karya keselamatan Allah karena dia yang mengandung dan
melahirkan serta merawat anak Allah, Yesus. Dalam kesucian Maria, Yesus
dilahirkan. Lewat nyanyiannya, maria mengungkap konsep karya penyelamatan
Allah.
b.
Elisabet
Elisabet
juga tidak jauh berbeda dari Maria, perannya adalah mengandung dan melahirkan
nabi Allah mahatinggi, Yohanes. Ia juga telah dihilangkan aib sosialnya karena
telah mandul lama sekali.
c.
Zakharia
Zakharia
memiliki peran didalam karya penyelamatan Allah lewat pengalamannya didalam
kebisuan, mampu menaikkan pujian ketika ia dipenuhi roh kudus dan berperan
dalam mengungkap konsep karya penyelamatan Allah.
d.
Simeon
dan Hana
Mereka
adalah pihak-pihak yang juga ambil bagian dalam pengungkapan konsep karya
penyelamatan Allah. Khususnya Simeon yang memberkati bapa dan ibu Yesus, secara
langsung ia juga mengucapkan selamat sebab Allah bersedia mengikut sertakan
mereka dalam karya penyelamatan-Nya.[4]
CARA-CARA PENYELAMATAN
Cara-cara
dan syarat dalam karya penyelamatan ada beberapa yang terlihat didalam pasal
1-3.
Syarat
yang utama dalam karya penyelamatan Allah adalah perubahan hati. Perubahan hati
ini akan membuat manusia menjadi layak untuk mendapat karya keselamatan Allah.
Luk 1:16-17 merupakan tugas Yohanes Pembaptis yang dikatakan oleh malaikat
kepada Zakharia ayah Yohanes. Yohanes bertugas membuat mereka menjadi layak
yaitu dengan perubahan hati umat itu sendiri. Bukan Yohanes yang membuat mereka
berubah degan sendirinya, namun umat itu sendiri yang berproses mengubah
hatinya. Perubahan hati yang dimaksudkan adalah perubahan hati yang memiliki sikap
hati yang mau menerima Allah sebagai raja.
Dalam
karya penyelamatan ada peran Yesus sebagai raja yang membebaskan umat. Umat yang
dibebaskan bukan berarti selesai begitu saja, namun mereka harus beribadah
kepada Allah (Luk 1: 74). Beribadah memiliki makna berbakti, dimana manusia
yang sudah dibebaskan oleh raja seharusnya berbakti kepada raja dan mengabdi
dalam kekudusan. Berbakti yang terlihat dari perubahan hati sebagai seorang
yang ditebus tergantung kepada manusianya. Ketika Allah dalam Roh sudah bekerja
untuk mengubah hati manusia, namun manusia itu sendiri tidak mau berubah maka
perubahan hati itu sendiri tidak akan terjadi.
Kelayakan
dalam karya penyelamatan ini juga terlihat dari kelayakan maria menjadi
seseorang yang berperan dalam karya penyelamatan dengan menghadirkan Tokoh
penyelamat itu sendiri. Ia menyebut dirinya hamba (Luk 1:38) dimana tindakannya
sungguh memperlihatkan sikap hati seorang hamba. Hati sebagai hamba yang mau
melayani rajanya, bukan karena takut tetapi pelayanan kepada raja dengan
hormat.
Sang
Penyelamat yang utama adalah Allah itu sendiri. Keselamatan itu sendiri
datangnya dari Allah, dimana keselamatan dilakukan karena inisiatif Allah. Allah
sendiri yang memiliki inisiatif untuk menjalin pendamaian dengan manusia. Namun pada akhirnya inisiatif Allah dalam
karya penyelamatan ini ditentukan oleh umat, apakah menerima ini siatif Allah
dan menjalin pendamaian itu atau tidak.
Pada
dasarnya dalam konsep Lukas, raja itu berkuasa membebaskan umatnya namun apakah
umat itu mau dibebaskan atau tidak?
YANG DISELAMATKAN
Yang
menyelamatkan, Yang berperan dan juga syarat-syarat merupakan sesuatu yang
tidak bisa terlepas dalam karya penyelamatan Allah. Siapakah yang diselamatkan?
Lukas memang terlihat membuat universalisme dalam tulisannya. Hal ini terlihat
dari Luk 2:31-32, dimana sudah sedikit dijelaskan sebelumnya. Lukas tidak
menulis bangsa israel salah satu suku israel, namun ia mengatakan bahwa kepada
bangsa-bangsa lain juga dinyatakan karya keselamatan tersebut.
Daftar
Pustaka
Boland,
B.J. Injil Lukas. 2010 . Jakarta: BPK
Gunung Mulia
Groenen,
C. Soteriologi Alkitabiah : Keselamatan
Yang Diberitakan Alkitab. 1989. Yogyakarta : Kanisius
Leks,
Stefan. Tafsir Injil Lukas . 2003.
Yogyakarta: Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar