Selasa, 28 Februari 2012

HAMPA Q, PROSES Q

Malam ini,
sepertinya hampa tanpa isi, kehidupan begini-begini saja sejak lalu
iya aQ ingat ketika aQ masih menulis tentang kegalauanQ,  sungguh tidak ada warna,
sepertinya memang benar hidup tanpa masalah itu, bagaikan dunia tanpa warna,

Bosan, tanpa pengalaman-pengalaman seru seperti dulu, sangat sangat sangat biasa,

Dirumah damai-damai aja, dikampus ga ada masalah,

tidak ada gairah, tidak ada gregetnya,,,apa?? apa?? apa?? apa yang kurang??
hah!! ketika ruangan 3 x 3 ini pun hampa,
Musik ini pun tidak lagi menghiasi ruangan ini,

huwaaaa
ingin ku teriak sekencang-kencangnya,
MANA GAIRAH MUDA Q!!!!!!
KEMBALIKAN FREBIN THEARONA YANG DULU!!!
INI BUKAN DIRI Q , KEMBALIKAN AQ YANG DULU!!!!!!!!!

Percuma, percuma, percuma
jati diri ini butuh dipertanyakan lagi,

Malam ini sepertinya harus Ku temukan dan kembali ke masa gairah muda Q ada
dimana aQ bersemangat untuk hidup dan tak keluar dari ini

sungguh kehampaan itu juga bagian dari proses
dan aQ pun harus berproses terus dan terus

ntah dengan apa lagi aku harus mengungkapkan ini
walau tak menjadi bacaan orang lain
yah,,,, cukup aQ saja dan TUHAN Q yang membaca

\ (^_^) / Cheers

Kamis, 23 Februari 2012

Ke_Galau_An Q



aQ Menghidupi atau aQ hanya sekedar hidup


Hari ini, aku ingin tahu banyak hal yang menarik perhatian Q dan yang membuat aQ memang harus mengetahuinya.


Namun pada keingintahuanQ mengapa buntu dan akhirnya aQ malah tidak mempelajari apa-apa.


semua memang aQ ingin jalankan
Ya ampun, sebenarnya yang mana kehidupan dan yang mana hidup???


aQ ngerasa aQ hidup, tapi apakah aQ menghidupi hidupQ???


sering aQ ngerasa hanya ikut-ikutan,


sering aQ berbuat biar dianggap ada
tapi apakah diri Q sudah merasa bahwa aQ ADa sebagaimananya aQ?


apa sih sebenarnya inti dari menghidupi itu sendiri?
aQ pun tidak tahu...


kesibukan-demi kesibukan yang Q jalankan mengapa semua hampir-hampir hanya lewat begitu saja


apa karena aQ tidak berefleksi?
tanpa refleksi maka hidup itu tidak pantas dikatakan hidup


trus sisa hidup Q ini mau aQ buat seperti apa
menghidupi yang bagaimana yang akan aQ hidupi

Senin, 20 Februari 2012

Karya Penyelamatan Allah dalam Lukas 1-3




KARYA PENYELAMATAN ALLAH

PENDAHULUAN
Injil yang bermakna kabar atau berita yang menggirangkan ini dipakai oleh gereja Kristen untuk sesuatu yang dikabarkan atau diberitakan tentang Yesus Kristus dan Pekerjaan-Nya. Kabar itu adalah berita keselamatan. Lukas merupakan salah satu dari kitab-kitab injil. Dimana pada tulisan ini akan mencoba melihat berita / karya keselamatan Allah dalam Injil Lukas.
Pada paper ini, pemaparan mengenai karya keselamatan Allah akan dibagi menjadi tiga yaitu yang berperan , cara-cara dan yang diselamatkan.

YANG BERPERAN
            Pemeran-pemeran atau tokoh-tokoh dalam narasi Injil lukas 1-3 ini saya bagi atas 2

a)      Pemeran Utama
1.                  Allah dan Karya Penyelamatan
Allah merupakan Tokoh yang tidak bisa diungkapkan karakterisasinya begitu saja.Perlu disadari bahwa dalam narasi Lukas ini Allah adalah subyek utama.  Hal ini bukan berarti kita bisa mengenyampingkan perannya dalam karya penyelamatan. Hal ini yang menyebabkan walaupun dia tidak terlihat, namun ia tetap memberikan tanda-tanda kehadirannya dalam karya-karya penyelamatan seluruh cerita Lukas karena memang karya penyelamatan itu merupakan karya Allah.
Keutamaan Allah sebagai juruselamat beberapa kali dituliskan dalam Lukas. Luk 1:47 Maria(mengikuti judul LAI) mengungkapkan bahwa Allah adalah juruselamatnya. Luk 3:6 dalam ungkapan pemberitaan Yohanes, ia juga mengatakan bahwa keselamatan yang dari Tuhan. Allah merupakan sumber keselamatan itu dan Allah jugalah yang memiliki Karya keselamatan itu.
Tanda Kehadiran Allah ditandai dengan kehadiran Roh, hal ini terlihat dalam pasal 1 – 2. Seorang malaikat bernubuat kepada Zakharia bahwa anaknya (Yohanes Pembaptis) akan penuh dengan Roh Kudus (Lukas 1:15). Malaikat itu juga memberitahu Maria bahwa Roh Kudus akan "datang atas dia" dalam rupa Yesus (Lukas 1:35).  Ketika dia bertemu Maria, Elizabeth (istri Zakharia) diisi dengan Roh Kudus (Lukas 1:41).  Setelah kelahiran Yohanes, Zakharia ayahnya dipenuhi dengan Roh Kudus dan mulai bernubuat baik tentang John dan tentang Yesus (Lukas 1:67). Setelah kelahiran Yesus, Lukas menulis tentang seorang pria bernama Simeon. Roh Kudus telah mewahyukan kepadanya bahwa ia akan melihat Mesias sebelum kematiannya, dan sementara Roh itu "kepadanya," dipimpin Roh dia ke Bait Allah di mana ia mengatakan Yesus dan orang tuanya (Lukas 2:25-27).
Dalam karya penyelamatan, Lukas menuliskan seakan Allah memberi tempat khusus kepada Roh kudus dimana roh kudus bukan hanya sebatas menandakan keberadaan Allah namun juga Roh kudus memberi keberhasilan dalam setiap rencana karya penyelamatan Allah. Karena Allah tidak terlihat dan tidak berperan secara langsung melainkan melalui Roh Kudus, maka Roh Kudus memiliki peran utama dalam Lukas. Padahal Roh kudus itu adalah Allah itu sendiri.  Pada injil Lukas memang dipaparkan bahwa karya penyelamatan Allah  juga masih ada peran pihak-pihak lain(yang akan dijelaskan pada bagian lagi dari paper ini) namun yang berdaulat mutlak atas karya penyelamatan adalah Allah.
2.                  Yesus dan Karya Penyelamatan
Yesus menjadi tokoh kedua yang disebut dalam Injil Lukas yang berperan dalam karya penyelamatan Allah. Nama Yesus itu sendiri berarti “Yahweh menyelamatkan”  disebutkan sebagai juruselamat dalam perjanjian baru yang dimana tidak ingin  mengubah peran Allah sebagai penyelamat yang utama. Dalam hal ini Yesus dipandang sebagai pengantara karya keselamatan dari Allah kepada manusia.[1]
Kelahiran Yesus dibedakan dengan kelahiran Yohanes pembaptis dimana Yesus dilahirkan dari rahim seorang perawan Maria. Keperawanan maria yang menandakan kesucian seorang wanita juga ingin menandakan sucinya bayi Yesus.
Dalam Lukas Yesus tidak dikatakan sebagai sang penebus dosa namun Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." (Luk 1:33 ITB). Yesus yang menjadi raja di tandai juga dengan penyebutan Daud yang juga seorang raja.
Karya penyelamatan Allah lewat yesus sebagai raja dimaksudkan bahwaYesus ada untuk memimpin, ia seorang penyelamat dengan memimpin umat. Ia sebagai penyelamat lewat perintah dan ajaran seperti seorang Raja dan lewat tindakanNya yang menjadi panutan.
Yesus juga dikatakan sebagai tanduk keselamatan(Luk 1:69). Tanduk merupakan simbol kekuatan dan tanduk keselamatan itu sendiri merupakan sebuah benda yang merupakan bagian dari adat israel. dimana tanduk tersebut apabila dipegang oleh seseorang yang bersalah ia tidak di hukum. Namun pada adat ini pemahaman akan pembebasan akan kesalahan merupakan pemahaman yahudi dimana orang yang sudah dibebaskan Allah tidak boleh dihukum manusia. Sedangkan pemahaman Lukas mengenai tanduk keselamatan yaitu pembebasan itu karena rahmat Allah, Rahmat Allah-lah maka kamu dibebaskan.
Dalam penggambaran ini Lukas memang konsisten dengan penggambarannya Yesus sebagai raja, dimana raja yang membuat rakyatnya terbebas, raja yang membela. Raja juga melindungi, memerangi musuh, raja merupakan pihak yang kuat. Yesuslah yang membebaskan manusia dengan kekuasaanNya sebagai raja. Yesuslah yang dipakai Allah agar menang sehingga membela manusia dan memerangi musuh-musuh. Namun tetaplah semuanya karena Allah itu sendiri, Yesus hanya ditugaskan untuk menumpas.
Yesus tidak digambarkan sebagai tuan yang menebus budaknya, karena apabila sebagai tuan maka ada sebuah konsekuensi theologis yang akan terjadi. Penggambaran Yesus sebagai raja ingin diperlihatkan bukan sebagai raja yang biasa, namun raja yang mahakuasa. Apabila penggambaran sebagai tuan yang membeli maka kuasa Allah yang ada dalam Yesus sama dengan tuan pertama sebelum dibeli (bisa dikatakan iblis). Tapi Lukas memakai penggambaran raja yang maha kuasa yang berkuasa atas rakyatnya.
3.                  Yohanes Pembaptis dan Karya Penyelamatan
Yohanes Pembaptis adalah salah satu tokoh utama yang diceritakan oleh Lukas pertama kali dalam tulisannya setelah pendahuluan. Hal ini menjadikan Yohanes merupakan orang pertama dalam narasi karya penyelamatan Allah. Yohanes sebagai orang pertama yang dipakai Allah sebagai orang yang berperan dalam karya-Nya.
Peran Yohanes pembaptis cukup penting dalam karya penyelamatan Allah. Memang tidak langsung dihubungkan kepada Allah, namun ia akan lebih berhubungan kepada jemaat dan Yesus. Pada pasal 1:17 misalnya, ayat ini berisi  tujuan Yohanes dilahirkan dan perannya dalam karya penyelamatan Allah. Dimana karya penyelamatan Allah pada peran Yohanes? Sudah di jelaskan bahwa Yesuslah yang memiliki peran utama dalam karya penyelamatan Allah ( yang berpusat lewat kematian-Nya dikayu salib), tetapi Yohaneslah yang mempersiapkan manusia dalam penyambutan Karya keselamatan itu sendiri. Ayat tersebut ditafsirkan bahwa ketika Yesus Kristus datang dan Yesus akan menjumpai manusia dengan perubahan hati dan hidupnya benar-benar untuk menemui-Nya.[2] Perubahan hati dan hidup dimana bukan hanya sekedar perbuatan namun hati dan pikiran. Dan perubahan tersebut bukan karena upah tetapi lebih kepada refleksi secara pribadi manusia itu sendiri.
Peran Yohanes dalam karya penyelamatan juga di tegaskan dalam ucapan Zakharia ayah Yohanes, ketika ia lahir. Yohanes bukan hanya menjadi orang yang tanpa status namun ia akan menjadi nabi  Allah yang mahatinggi( pasal 1 : 76). Nabi Allah yang mahatinggi dapat berarti bahwa ialah nabi yang tertinggi diantara nabi lain yang tercatat, karena pekerjaan atau tugas yohanes  memiliki perbedaan dengan nabi-nabi lain. Pekerjaan atau tugas Yohanes sebagai nabi Allah mahatinggi merupakan tugas khusus. Hal ini terdapat dalam perkataan Zakharia yang menegaskan tugas Yohanes adalah sebagai nabi yang mempersiapkan kedatangan Yesus Kristus. Yohanes hanya mempersiapkan jalan untuk Yesus, bukan ia yang menyampaikan karya penyelamatan itu, dan bukan ia yang diutus untuk menyelamatkan. Ia bukan anak Allah, ia hanya nabi Allah yang menyampaikan berita keselamatan dan mengubah hati manusia.
Pada pasal 3:4-6 terlihat bahwa Yohanes sedang melakukan tugasnya sebagai seorang nabi yang ada dalam narasi karya penyelamatan Allah. Ia tampil sebagai pemberita. Ia menyerukan kabar baptisan pertobatan. LAI menterjemahkan dengan kurang tepat dan terjemahan yang saya pakai adalah baptisan pertobatan (a baptism of repentance - NIV) untuk menerima pengampunan dosa (Luk 3:3), oleh karena itu semua yang dibaptis mengaku dosa (Mat 3:6). Alkitab tidak mengatakan bahwa baptisan akan menyelamatkan kita. Air juga tidak akan membersihkan siapa pun dari dalam ke luar, dalam arti apabila ia dibaptis maka dosanya telah dihapuskan. Tapi itu merupakan pembersihan dari Tuhan untuk mereka yang benar-benar bertobat. Ini adalah tindakan eksternal yang di lakukan dengan perantara Yohanes. Hal ini sebagai suatu langkah awal tugas Yohanes mempersiapkan jalan Yesus. Yohanes mempersiapkan hati yang mau bertobat dan mengikut Yesus.
Dari penjelasan diatas terlihat jelas bahwa baptisan bukanlah jaminan untuk mendapat keselamatan, namun yang menyelamatkan adalah pertobatanlah melalui perubahan hati dan perubahan hidup orang itu sendiri. Satu hal yang penting yang perlu diketahui bahwa pertobatan bukanlah sesuatu yang instan, namun merupakan sebuah proses. Perubahan hati bukan ditunjukan dari sikap hidup yang menuruti peraturan yang ada, namun ia mau membuka diri untuk mendengar suara hatinya dan menuruti kehendak Allah.[3] Yohaneslah bertugas untuk menyampaikan kepada umat mengenai karya keselamatan Allah melalui pengampunan yang terjadi sesuai dengan proses.
4.                  Umat dan Karya Penyelamatan
Umat merupakan pihak yang sering terlupa dalam karya penyelamatan Allah. Umat yang menjadi pihak ketiga(orang ketiga) memiliki peran penting juga didalam karya penyelamatan Allah. dalam tulisan lukas, memang tertuliskan peran umat secara langsung.
Yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."  (Luk 2:31-32 ITB).  Ayat ini banyak ditafsirkan oleh penafsir dimana karya penyelamatan menjangkau bangsa-bangsa lain. Namun mengapa kemuliaan bgi israel? bukankah ini bukan pada zaman israel, melainkan zaman orang-orang Yunani? Banyak yang menamakan jemaat pada saat itu sebagai Israel baru, tetapi banyak juga yang memandang ayat ini sebagai ayat yang menguniversalkan karya penyelamatan Allah. Hal tersebut tidak terlalu penting, yang terlebih penting adalah dimana peran umat dalam karya penyelamatan itu sendiri.
Perubahan hati dan hidup dari umat dalam mempersiapkan kedatangan Yesus itu menjadi sebuah penyataan bagi bansa-bangsa lain. Umat pada saat itu menunjukkan diri mereka yang telah bertobat dan percaya kepada keselamatan itu. Umat dilihat oleh bangsa-bangsa lain dan menjadi contoh untuk mereka.  Pada saat itu Allah memakai umat berperan dalam karya keselamatan Allah. Hal ini yang menunjukkan kemuliaan umat (israel baru), dimana kemuliaan bukan kedudukan melainkan hidup kudus dan benar yang merupakan hasil dari perubahan hati.

b)                  Pemeran Pendukung
a.                  Maria
Maria memiliki peran dalam rancangan karya keselamatan Allah karena dia yang mengandung dan melahirkan serta merawat anak Allah, Yesus. Dalam kesucian Maria, Yesus dilahirkan. Lewat nyanyiannya, maria mengungkap konsep karya penyelamatan Allah.
b.                  Elisabet
Elisabet juga tidak jauh berbeda dari Maria, perannya adalah mengandung dan melahirkan nabi Allah mahatinggi, Yohanes. Ia juga telah dihilangkan aib sosialnya karena telah mandul lama sekali.
c.                   Zakharia
Zakharia memiliki peran didalam karya penyelamatan Allah lewat pengalamannya didalam kebisuan, mampu menaikkan pujian ketika ia dipenuhi roh kudus dan berperan dalam mengungkap konsep karya penyelamatan Allah.
d.                  Simeon dan Hana
Mereka adalah pihak-pihak yang juga ambil bagian dalam pengungkapan konsep karya penyelamatan Allah. Khususnya Simeon yang memberkati bapa dan ibu Yesus, secara langsung ia juga mengucapkan selamat sebab Allah bersedia mengikut sertakan mereka dalam karya penyelamatan-Nya.[4]
CARA-CARA PENYELAMATAN
Cara-cara dan syarat dalam karya penyelamatan ada beberapa yang terlihat didalam pasal 1-3.
Syarat yang utama dalam karya penyelamatan Allah adalah perubahan hati. Perubahan hati ini akan membuat manusia menjadi layak untuk mendapat karya keselamatan Allah. Luk 1:16-17 merupakan tugas Yohanes Pembaptis yang dikatakan oleh malaikat kepada Zakharia ayah Yohanes. Yohanes bertugas membuat mereka menjadi layak yaitu dengan perubahan hati umat itu sendiri. Bukan Yohanes yang membuat mereka berubah degan sendirinya, namun umat itu sendiri yang berproses mengubah hatinya. Perubahan hati yang dimaksudkan adalah perubahan hati yang memiliki sikap hati yang mau menerima Allah sebagai raja.
Dalam karya penyelamatan ada peran Yesus sebagai raja yang membebaskan umat. Umat yang dibebaskan bukan berarti selesai begitu saja, namun mereka harus beribadah kepada Allah (Luk 1: 74). Beribadah memiliki makna berbakti, dimana manusia yang sudah dibebaskan oleh raja seharusnya berbakti kepada raja dan mengabdi dalam kekudusan. Berbakti yang terlihat dari perubahan hati sebagai seorang yang ditebus tergantung kepada manusianya. Ketika Allah dalam Roh sudah bekerja untuk mengubah hati manusia, namun manusia itu sendiri tidak mau berubah maka perubahan hati itu sendiri tidak akan terjadi.
Kelayakan dalam karya penyelamatan ini juga terlihat dari kelayakan maria menjadi seseorang yang berperan dalam karya penyelamatan dengan menghadirkan Tokoh penyelamat itu sendiri. Ia menyebut dirinya hamba (Luk 1:38) dimana tindakannya sungguh memperlihatkan sikap hati seorang hamba. Hati sebagai hamba yang mau melayani rajanya, bukan karena takut tetapi pelayanan kepada raja dengan hormat.
Sang Penyelamat yang utama adalah Allah itu sendiri. Keselamatan itu sendiri datangnya dari Allah, dimana keselamatan dilakukan karena inisiatif Allah. Allah sendiri yang memiliki inisiatif untuk menjalin pendamaian dengan manusia.  Namun pada akhirnya inisiatif Allah dalam karya penyelamatan ini ditentukan oleh umat, apakah menerima ini siatif Allah dan menjalin pendamaian itu atau tidak.
Pada dasarnya dalam konsep Lukas, raja itu berkuasa membebaskan umatnya namun apakah umat itu mau dibebaskan atau tidak?

YANG DISELAMATKAN

Yang menyelamatkan, Yang berperan dan juga syarat-syarat merupakan sesuatu yang tidak bisa terlepas dalam karya penyelamatan Allah. Siapakah yang diselamatkan? Lukas memang terlihat membuat universalisme dalam tulisannya. Hal ini terlihat dari Luk 2:31-32, dimana sudah sedikit dijelaskan sebelumnya. Lukas tidak menulis bangsa israel salah satu suku israel, namun ia mengatakan bahwa kepada bangsa-bangsa lain juga dinyatakan karya keselamatan tersebut.


Daftar Pustaka

Boland, B.J. Injil Lukas. 2010 . Jakarta: BPK Gunung Mulia
Groenen, C. Soteriologi Alkitabiah : Keselamatan Yang Diberitakan Alkitab. 1989. Yogyakarta : Kanisius
Leks, Stefan.  Tafsir Injil Lukas . 2003.  Yogyakarta:  Kanisius



[1] C.Groenen, hal. 150
[2] B.J. Boland, hal. 25
[3] Stefan Leks, Hal. 120
[4] Stefan  94

Kamis, 16 Februari 2012

My Lovely Family



Foto-Foto Keluarga 





KETIKA KITA SEMUA BERSAMA





SENYUMAN ITU TAMPAK MEMPESONA





KETIKA KITA MAMPU UNTUK BERSATU





KITA PUN MAMPU MENGHADAPI DUNIA






MELAYANI TUHAN 
ITULAH MIMPI KITA




BERSAMA JALANI JALAN KEHIDUPAN






Berdua Membentuk Keluarga ini






Berdua Berusaha untuk Bersatu





Menyatukan Cinta Citra dan Cita




Nggeluh SI Tatang Tatangen





Bertiga Mewujudkan Cintamu





Bersama Membangun senyummu




Selalu Memberikan Yang Terbaik






Foto-FotoQ

Frebin Thearona

INILAH AKU UNTUKMU







Medan 10 Mei 1992

















Rabu, 15 Februari 2012

Spiritualitas Pendeta Yang Mengering




Pendeta terkadang tidak memperhatikan bagaimana spiritualitasnya

ia membangun spiritualitas jemaat dengan kuatnya

namun ia lupa akan spiritualitasnya secara pribadi 

bagaimana ia akan membimbing ketika ia mengalami kekeringan spriritualitas?

bukan hanya dirinya yang akhirnya tak lagi berspiritualitas,

tetapi juga berpengaruh kepada keluarga

anak menjadi tidak terperhatikan

istri juga menjadi kurang terbimbing 



Luka



Luka 

Itu memang bisa sembuh

Namun 

Bekasnya dan memori ketika terluka 

Itu tak akan bisa dengan mudah sembuh

Hati-Hati

jangan sampai Orang lain Terluka

Liturgi Ibadah Minggu Palmarum




Pendahuluan
Liturgi merupakan sesuatu yang tidak bisa lepas dari sebuah ibadah. Tanpa liturgi, ibadah itu sendiri tidak akan mencapai tujuannya. Namun liturgi pada masa kini, sudah ditetapkan dan dibakukan di gereja-gereja hingga sinode-sinode. Liturgi yang sama akan terus di ulang-ulang tanpa ada perubahan didalamnya. Hal ini yang membuat ibadah terasa monoton dan biasa-biasa saja.
Dalam seni, kekreatifitasan sangat dibutuhkan dalam menampilkan dan membuat seni itu sendiri. Liturgi adalah seni sehingga juga membutuhkan sebuah kekreatifitasan didalamnya tanpa meninggalkan makna dari liturgi itu sendiri. Dalam paper ini juga akan menguji  kekreatifitasan penulis dan pembuat liturgi.
Latar Belakang
Dalam pelaksanaannya, gereja memiliki kalender gerejawi yang berisikan tentang perayaan-perayaan yang akan dilaksanakan di gereja. Namun seiring perjalanan waktu, ada saja perayaan yang kini terendapkan. Perayaan-perayaan tersebut dianggap tidak terlalu penting dan dianggap tidak terlalu bermakna. Selain itu kemungkinan untuk tidak meniru juga merupakan salah satu penyebab pengendapan dari perayaan-perayaan tersebut.
Salah satu perayaan yang terendapkan di sinode GBKP adalah Minggu Palmarum. Dalam pelaksanaannya, sinode GBKP memang tidak merayakan minggu palmarum. Hal tersebut terlihat dalam Kitab Liturgi GBKP yang menjadi pegangan majelis tidak tercantumkan liturgi perayaan minggu palmarum, sedangkan minggu-minggu lainnya tercantum disana. Tidak terlalu jelas memang penyebab yang pasti. Namun hal ini yang membuat saya ingin membuat sebuah liturgi ibadah Minggu Palmarum, sehingga perayaan ini tidak mengendap begitu saja.Sehingga pada paper ini saya membuat sebuah liturgi dalam ibadah Minggu Palmarum
Konteks Jemaat
Ibadah ini akan dilaksanakan di GBKP Klasis Riau Sumbar, dan lebih tepatnya di daerah Rokan Hulu. Jemaat yang ada disana bersuku batak karo dan berjumlah sekitar 50 kepala keluarga. Jemaat bekerja di pabrik kelapa sawit PTPN V, yang bertempat tinggal di kompleks perkebunan sawit dengan tingkat ekonomi menengah.

Tentang Liturgi
Warna liturgi ini adalah ungu, tetapi warna yang akan menjadi dominan adalah warna putih. Warna ungu akan muncul dari warna lilin, dan stola yang dipakai. Namun warna putih akan ada di salib dan juga taplak meja dan kain penutup mimbar. Warna ungu sebagai warna yang menandakan liturgi prapasakah, dan warna putih dikarenakan bahwa minggu palmarum menandakan masuknya kedalam pekan suci. Lilin yang mejadi simbol kehadiran roh kudus sudah akan menyala terlebih dahulu sebelum memasuki gereja. Hal ini dikarenakan prosesi dilakukan dari luar gereja. Sehingga ketika memasuki gereja, lilin sudah terpasang.
Liturgi di GBKP umumnya berbahasa karo, namun saya memakai dengan berbahasa indonesia, dengan pemikiran bahwa pada minggu ini akan mengundang juga gereja-gereja lain, sehingga supaya semua dapat mengikutinya saya menggunakan bahasa Indonesia.
Bahan-bahan bacaan mulai dari introitus, bacaan pertama hingga bahan khotbah akan mengikuti bahan yang ada dari sinode tanggal 17 April 2011.
Dekorasi
Sesuai dengan suasananya yang merupakan minggu palmarum, pada gapura hingga gereja akan banyak dekorasi menggunakan daun kelapa sawit. Disekitar mimbar akan ada bibit kelapa sawit setinggi setengah meter yang akan menggantikan tempat daun palem. Digapura, akan ada 2 buah guci berisikan air dan diletakkan daun kelapa sawit yang akan diambil oleh jemaat ketika masuk kedalam gapura. Selain itu di salib akan di letakkan dengan sedemikian rupa seperti gambar dibawah ini, namun salib tersebut adalah salib yang ada di belakang mimbar besar.







LITURGI IBADAH MINGGU PALMARUM

GBKP Ujung Batu – Maranatha Kabun

Riau

Perlihatkanlah Kehormatan dan Tinggikanlah Yesus

I.            Persiapan (dipimpin oleh majelis(M) dan dibantu oleh song leader di depan pintu gereja)
1.      Belajar Nyanyian  (Jemaat akan belajar beberapa lagu yang kira-kira tidak diketahui jemaat.)
2.      Penjelasan Ibadah (Akan dijelaskan kepada jemaat bagaimana liturgi ibadah pada hari ini, apa yang harus jemaat perhatikan selama jalannya ibadah. Misalnya sikap ketika prosesi pembuka dan penutup).
3.      Kata pengantar kedalam Ibadah Minggu Palmarum
      M   : Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa Minggu ini merupakan pekan suci yang akan mengantarkan kita kepada kematian dan kebangkitan Yesus. Untuk mengingat akan pengharapan yang hadir dengan kehadiran Yerusalem, marilah kita juga menghayati Yesus hadir di tengah-tengah kampung kita dan membawa pengharapan kepada kita. Ibadah pada minggu ini merupakan Minggu Palmarum yang bermakna bahwa ibadah ini mengingatkan kita akan Yesus yang hadir di Yerusalem seminggu sebelum hari kebangkitanNYA. Pada waktu itu orang banyak mengambil daun-daun palem dan menyongsong Dia sambil berseru-seru” “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel![1]
      M   : Saudara, Daun kelapa sawit yang menggantikan daun palem ini adalah lambang perdamaian, kehidupan kemenangan dan pengharapan akan pertolongan Tuhan dan juga sebagai daun yang dekat dengan kehidupan kita. Sebentar kita akan melambai-lambaikan daun kelapa sawit ini pada saat berseru “Hosana” (Majelis memperagakan) dan saat kita bernyanyi (Majelis memperagakan).Mari kita sambut peringatan masuknya Tuhan Yesus ke Yerusalem (Jemaat berdiri dan berseru sambil mengayunkan daun palem) Hosana, Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel! Hosana, Hosana!”
4.      Saat Teduh
M   : Dalam mempersiapkan diri kita memasuki ibadah ini, marilah mengambil saat teduh sejenak.
5.      Nyanyian Jemaat (KJ.161:1-2)
Jemaat bangkit berdiri sambil melambai-lambaikan daun kelapa sawit

II.            Ibadah
1.      Prosesi
Pada Prosesi ini akan diadakan di luar gereja yang mengingatkan mengenai kedatangan Yesus ke Kota Yerusalem. Gambaran Yerusalem dihadirkan didalam gereja dan kedatangan Yesus di hadirkan melalui prosesi. Pada ibadah Minggu Palmarum biasanya menggunakan daun palem yang berarti lambang perdamaian, kehidupan, kemenangan, dan pengharapan akan pertolongan Tuhan. Namun pada daerah ini sulit untuk mendapatkan daun palem karena memang tidak banyak penduduk menanam pohon palem. Hal ini yang membuat saya menggunakan daun kelapa sawit yang bentuknya tidak jauh berbeda dengan daun palem. Tanpa mengubah arti yang sesungguhnya, saya ingin mendekatkan lagi alam yang selama ini dekat dengan mereka, hari ini menjadi simbol perdamaan, kehidupan, kemenangan dan pengharapan. Arti dari simbol ini akan di jelaskan ketika khotbah.
Pada prosesi ini, daun kelapa sawit akan di letakkan di gapura depan, dan ketika jemaat hadir ia akan mengambil sendiri daun tersebut dan mengambil tempat yang sudah di sediakan. Di sepanjang jalan dari gapura hingga pintu gereja akan di sediakan tikar bagi jemaat yang datang lebih dahulu sehingga tidak merasa lelah dan juga tidak mengubah suasana yang ingin diciptakan. Selain itu ini juga bermakna sebagai penantian umat akan hadirnya Sang Juru Selamat, dengan merendahkan diri duduk diatas tikar. Selain itu, tikar merupakan benda yang tidak bisa lepas dari jemaat suku karo. Mulai dari adat dan kehidupan sehari-hari pasti menggunakan tikar, namun benda ini akan saya pakai pada ibadah di gereja.
Sebelum jemaat datang  anak-anak sekolah minggu akan berada dipaling depan jalan yang sudah berbaris dan membawa daun kelapa sawit dan ketika prosesi anak-anak akan mengatakan “Hosana, Hosana” yang menghadirkan peristiwa yang terjadi pada saat Yesus datang. Ucapan tersebut berarti “selamatkan kami sekarang”. [2]Dan ucapan yang berarti bahwa  “Ia adalah raja”.
Urut-urutan dalam prosesi ini adalah pendeta maju terlebih dahulu lalu diikuti oleh  majelis. Hal ini dikarenakan menurut saya ketika umat sudah menantikan Juru Selamat, mereka tidak menanti dua kali dengan perantara majelis telebih dahulu namun umat langsung berhadapan dengan Juru Selamat itu sendiri. Dan ketika Pendeta dan Majelis berjalan menuju Gereja semua jemaat akan mengikuti dari belakang dan masuk kedalam gereja. Dengan iringan KJ 161: 1,3,4 dan lambaian daun kelapa sawit.
2.      Votum & Salam
L                : Kebaktian Minggu palmarum ini dimulai dengan nama Allah, Bapa yang merelakan anaknya hadir di dunia, dengan nama Anak Allah Yesus Kristus yang hadir diantara kita manusia menjadi sang Juru selamat yang membawa  perdamaian, kehidupan, kemenangan, dan pengharapan. Kasih dan sayang Tuhan kita Yesus Kristus, dan Cinta Bapa beserta Roh kudus ada beserta kita sekalian.
J                 : Amin..Amin..Amin(dinyanyikan)

3.      Introitus : Matius 21:9
4.      Nyanyian Jemaat (KJ 161:1,3,4)
5.      Pengakuan Dosa(Jemaat duduk)
L    : Saudara-saudara, marilah sekarang kita mengakui setiap kesalahan dan pelanggaran kita secara litani,
L    : Kami mengaku,
J      : Kepada Allah Yang Mahakuasa,dan kepada Saudara sekalian,bahwa kami telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan,dengan perbuatan dan kelalaian.
L     : Kami berdosa,
J      : Kami berdosa, Kami sungguh berdosa.
L     : Oleh sebab itu Kami memohon,
J      : Kepada  dara Maria ibu yesus, kepada para malaikat,dan kepada Saudara sekalian
supaya saling mendoakan kepada Allah, Tuhan kita.
L+J : Amin.
Saya sedikit memakai pengakuan dosa di Katolik namun saya mengubahnya sesuai dengan yang saya imani. Saya tidak memakai orang kudus dan mengganti kata “saya” dengan kami.

6.      Nyanyian Jemaat ( PKJ.138:1,3)
7.      Berita Pengampunan Dosa(Jemaat berdiri)
L    :  Berita pengampunan dosa pada hari ini berlandaskan pada Yakobus.1:12 (membacakan ayat Alkitab)
L  :  Dalam nama Allah Bapa dan Anak dan Roh Kudus, kami memberitakan kepada saudara-saudara yang dengan tulus ikhlas mengaku dosa di hadirat Allah, serta mencari keselamatan-Nya hanya kepada Yesus Kristus, bahwa Allah mengampuni dosanya. Amin.
L       : Untuk menanggapi Berita anugrah dan pengampunan dari Tuhan, marilah kita bernyanyi....”
8.      Nyanyian Jemaat( KJ 375 diulang dua kali)
Ketika lagu ini selesai maka anak-anak akan keluar dari gereja menuju ruang sekolah minggu dengan bimbingan guru sekolah minggu.
9.      Doa Epiklesis (Jemaat duduk)
L       : Marilah kita berdoa
Ya Bapa, segala tulisan yang telah Engkau ilhamkan, jadikanlah itu bermanfaat untuk mengajar kami, untuk menyatakan kesalahan-kesalahan kami, untuk memperbaiki kelakuan kami dan untuk mendidik kami dalam kebenaran Yesus Kristus. Kiranya Roh Kudus menerangi batin kami dan membuat kami menjadi pelaku-pelaku Firman yang sejati. AMIN
10.  Pembacaan Firman : Yohanes 3 : 14-15
11.  Nyanyian Jemaat Menyambut Firman  (KJ 50a :1)
(Ketiga paragraf terakhir, Liturgos turun dari mimbar yang disusul pendeta ke mimbar. Setelah bertemu di depan mimbar, pendeta dan liturgos saling bersalaman. Hal ini merupakan salah satu sebuah tata ibadah tetap. Hal ini bermakna bahwa pada saat itu juga kepemimpinan ibadah berada dalam tanggung jawab pendeta.)
12.  Doa Sebelum Khotbah
13.  Khotbah : Markus 13: 3-9
14.  Doa Setelah Khotbah
15.  Prosesi
Dalam Prosesi ini, dari luar gereja akan ada tarian karo. Tarian ini  disebut dengan Tarian Begu Deleng, dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai Tarian Hantu Gunung. Dimana Kekayaan alam Taneh Karo Simalem Yang terletak di provinsi Sumatera Utara ini, memberikan Inspirasi bagi Masyarakat Karo untuk menciptakan Sebuah Tarian yang menyimbolkan Sebuah Ucapan Syukur kepada Penghuni dunia lain, hal ini dilakukan sebelum masuknya agama Ke Taneh Karo simalem.[3] Namun setelah masuknya agama, semuanya berpusat kepada Tuhan, sehingga ini menjadi Tarian ucapan syukur kepada Tuhan. Ucapan syukur uni terlihat dari gerakan tarian berupa diangkatnya kain yang di bawa oleh penari.
Posisi dalm prosesi ini ; di bagian depan merupakan penari empat orang yang diikuti oleh jemaat dengan membawa Air dalam gentong kecil. Dan ketika sampai di depan mimbar, penari akan keluar dan jemaat masih berada di depan membawa gentong kecil tersebut.
Pemakaian Simbol dalam prosesi ini memakai gentong air benda ini merupakan benda yang sangat dekat dengan jemaat perkebunan. Dan juga memakai air yang merupakan sebuah simbol yang umum dipakai dengan makna pembersih, simbol penciptaan baru, pemupukan, penyegaran, dan regenerasi.[4] Air merupakan sesuatu yang memang sering menjadi permasalahan dan sangat penting. Didaerah ini, ketika hujan sangat banjir dan ketika kemarau sangat kering.

16.  Pemberkatan Air
(Setelah Doa mengakhiri khotbah, Pendeta turun dari mimbar menuju depan mimbar. Hal ini di susul oleh majelis yang mendamping berdiri di samping kanan kiri pendeta.)

P    : Jemaat yang di kasihi Tuhan, dihadapan kitas saat ini terdapat air dalam gentong ini. Air merupakan simbol kehidupan. Air yang dibutukan oleh tumbuhan, hewan dan manusia. Air yang kita jauhi ketika hujan dan kita cari-cari dengan susah payah ketika kemarau. Dan pada hari ini air yang merupakan sebuah simbol pembersih, simbol penciptaan baru, pemupukan, penyegaran, dan regenerasi hadir dihadapan kita untuk memberikan kepada kita berkat pada hari ini.
P    : Mari kita berdoa. (Pendeta mengangat satu tangan yang mengarah ke gentong air untuk memberkati) Kiranya Air yang menyimbolkan pembersih, penciptaan baru, pemupukan, penyegaran, dan regenerasi ini diberkati dengan nama Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus. Amin

17.  Pengakuan Iman Rasuli(Jemaat berdiri)
P        :  Marilah kita  mengucapkan pengakuan Iman Rasuli kita bersama-sama
J         : Aku percaya....
(Setelah itu pendeta kembali keatas mimbar ,air dalam gentong di depan mimbar)
18.  Persembahan
P    : Landasan persembahan kita pada hari ini, diambil dari Kisah Para Rasul 20: 35 Dalam segala perkara saya sudah memberi teladan kepadamu bahwa dengan bekerja keras seperti ini kita harus menolong orang-orang yang tidak kuat. Karena kita harus ingat akan apa yang Tuhan Yesus sendiri sudah katakan, 'Lebih berbahagia memberi daripada menerima.
P    : Marilah kita memberikan persembahan kita, dengan bernyanyi...
19.  Nyanyian Jemaat (KJ 439 : 1-selesai)
20.  Doa Persembahan (jemaat berdiri)
P    :  Saudara-saudara, Mari kita berdoa.
Allah yang baik, yang telah menerbitkan matahari, yang telah menitipkan kepada kami tanah dan air memberikan udara untuk tetap menjaga kehidupan ini, kami mengucap syukur atas rahmatMu.
Dari pekerjaan kami sebagai petani dan karyawan, kami membawa sebagian hasilnya kepada Tuhan. Ini adalah ungkapan syukur kami atas terima kasih kami bahwa Tuhan telah meminjamkan tanah, air dan memberikan pekerjaan kepada kami untuk menjaga kehidupan anak-anak dan keluarga kami.
Terima kasih Tuhan, hasil kerja tangan ini, membantu kami untuk memelihara tubuh kami dan memampukan kami untuk lebih lagi berbagi dengan sesama yang membutuhkan. AMIN.
21.  Warta Jemaat (jemaat duduk)
22.  Doa Syafaat + Doa Bapa Kami
23.  Nyanyian Jemaat ( KJ 424: 1-2)

III.            Penutup
1.      Pengutusan
P    : Tuhan, di Minggu Palmarum ini Engkau mengajarkan kerendahan
hati kepada kami.
J     : Kami bersyuukur, melalui kerendahan-Mu kami diselamatkan
P    : Biarlah kami dikuatkan senantiasa mengikuti jalan kerendahanMu dalam hidup sehari-hari sebagai jawaban bahwa kami telah menerima KemuliaanMu.
J     : Biarlah kami dibimbing oleh Roh Kudus menjalani ketaatan yang sudah diteladani Kristus.
Jemaat akan dipersilahkan oleh majelis yang bertugas satu persatu mengambil posisi seperti sebelum ibadah(ini telah dijelaskan sebelum dimulai ibadah). Setelah gereja kosong, pendeta akan turun dari mimbar dan menyerahkan Alkitab kepada majelis. Lalu pendeta akan berjalan terlebih dahulu yang diikuti oleh majelis. Salah satu majelis membawa gentong kecil yang berisi air.

2.      Berkat
Setelah Pengutusan maka Pendeta berjalan mengarah ke jemaat. Jemaat akan memberi kepada Pendeta daun kelapa sawit miliknya dan pendeta akan memasukkannya kedalam gentong dan memercikkannya tiga kali, sambil berkata:

P       : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, kasih Allah Bapa dan perseketuan di dalam Roh Kudus, menyertai Saudara-saudara, dari sekarang sampai selama-lamanya. Amin

Hal ini akan dilakukan kepada seluruh jemaat. Daun yang sudah dipakai untuk memercikkan air akan dikembalikan kepada jemaat. Tindakan ini menyimbolkan berkat yang diberikan kepada jemaat secara pribadi. Jadi tidak hanya di simbolkan sekali percikan untuk berkat kesemuanya, tidak juga dipercikkan sambil lewat –seperti beras yang dilemparkan. Tetapi ini mendekati pribadi-pribadi jemaat –seperti berkat dengan minyak.
3.      Prosesi Penutup

Setelah pendeta keluar dari gapura akan diikuti oleh tarian karo yaitu Tari Kemuliaan man Dibata (Tarian kemuliaan kepada Allah)[5]. Tarian ini biasa dipakai ketika sudah selesai melakukan sebuah acara, adat, upacara dan ibadah. Salah satu contoh pemakaiannya adalah ketika ibadah menahbisan imam. Tarian Kemuliaan Dibata akan diikuti oleh jemaat, sehingga semua memuliakan Allah. Tanpa latihan dan pemberitahuan, secara spontan jemaat akan mengikutinya, karena tarian ini merupakan tarian adat yang biasa dilakukan. Tarian ini dilakukan dari depan pintu gereja  hingga keluar gapura.

4.      Saat Hening
Jemaat dapat meninggalkan tempat, namun diperbolehkan juga mengambil saat hening secara pribadi.
Ibadah Telah Selesai
______******_______


[1] Rashid Rachman. Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia hlm 166
[2] Rashid Rachman. Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia hlm 64
[4] Rashid Rachman. Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia hlm 163