Hampir
semua orang pernah menuliskan surat pribadi kepada satu instansi maupun pribadi
dengan kepentingan apapun. Surat pribadi memiliki format yang berbeda-beda yang
pada umumunya memiliki kesamaan. Misalnya saja surat izin, surat sakit atau
beberapa surat yang lain. Didalam perjanjian baru, banyak kitab-kitab yang
merupakan bentuk surat yang dikirimkan dengan tujuan dan latar belakang
tertentu. Dalam tulisan ini, merupakan sebuah penafsiran akan salah satu bagian
surat yaitu salam dalam III Yohanes.
Tidak
dapat diragukan bahwa III Yohanes ini
adalah sebuah surat. Hal ini terlihat dari bentuk dari III Yohanes ini
yang mencerminkan bentuk sebuah surat. Terdapat salam sebagai kepala surat
serta terdapat penutup. Kepala surat yang berbentuk salam ini merupakan suatu
ungkapan yang berbunyi seperti sebuah rumusan baku.[1] Barclay mengatakan bahwa
surat ini merupakan surat yang mengikuti format surat yang digunakan di gereja
purba. Dan III Yohanes merupakan satu-satunya surat yang mengikuti model surat
Ireneus kepada Apolinarius.[2]
Surat
Yohanes yang ketiga ini mungkin adalah surat yang paling pribadi dalam
Perjanjian Baru. Sebagian besar surat awalnya pergi, tentu saja, untuk
gereja-gereja atau kelompok Kristen. The
Pastoral Epistles yang lain dikirim ke individu-individu tertentu, yaitu,
Timotius dan Titus, jelas-jelas ditulis dengan peredaran yang luas. Ketiga
Yohanes juga memiliki nilai universal yang dimana umat Kristen awal mengakui
bahwa itu akan menguntungkan seluruh gereja Kristen. Namun isi surat ini
lah yang paling pribadi diantara semua surat yang lain.
Namun
satu hal yang memang menarik bahwa LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) memberi
judul perikop ini sebagai bagian dari salam. Salam dalam bahasa yunani yaitu aspazomai dan khaire. Salam dalam ensiklopedi salam adalah menyambut ramah dengan
sukacita, menyalami. Dan salam merupakan kata-kata yang baku dan bukan merupakan
kata yang mengandung makna penyelamatan. Dan khaire
yang merupakan salam Yunani penuh keramahan yang bernada salam damai dan salam
kasih karunia.[3]
Maksud penulisan surat ini adalah untuk mendoakan Gayus dan mengungkapkan
sukacitanya, karena Gayus telah menerima pengikut Yesus diperbolehkan dan
disambut ditempat Gayus ketika melakukan perkunjungan dan memberitakan injil. MacArthur
dalam bukunya memberikan judul “Pengorbanan cinta bagi mereka yang setia pada
kebenaran” pada bagian 3 Yohanes 1-8. Hal ini dikarenakan bahwa menurutnya
kebenaran merupakan tema dari pada surat ini, khususnya pada pembukaan surat
ini.[4]
Siapakah penulis
dari surat ini? Penulis nya adalah
penulis dari I Yohanes adalah bagian dari perdebatan atas penulis dari
Kumpulan Karangan Yohanes—Injil, I
Yohanes, II Yohanes, III Yohanes dan Wahyu. Hal ini dilihat karena
didiapati dalam surat ini seperti sebuah permadani kebenaran yang dianyam dalam
pola yang berulang.
Tulisan
ini merupakan surat yang berurusan dengan peringatan untuk membantu para
pengkhotbah Kristen keliling. Mengapa ada peringatan yang membantu para pengkhotbah? Hal ini dikarenakan adanya
pergumulan ataupun keprihatinan dengan
bagaimana mengevaluasi dan mendukung para pengkhotbah, guru, penginjil yang
berperjalanan keliling. Sebuah tulisan non kanonika Kristen dari awal abad
kedua yang disebut Didakhe atau
Pengajaran dari Kedua Belas Rasul. Hal
ini juga dikarenakan adanya ketakutan
akan pengkhotbah palsu yang sudah dimulai dari penulisan Injil Yohanes hingga I
Yohanes dan II Yohanes. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan tujuan penulisan
dengan masing-masing surat Ada kemungkinan bahwa I Yohanes dimaksudkan untuk menjadi
surat pembuka dari Injil Yohanes. Ajaran Sesat gnostik di abad pertama
membentuk latar belakang bagi kedua buku ini. Injil memiliki dorongan
penginjilan, sementara I Yohanes ditulis untuk orang-orang percaya. sementara I
Yohanes meneguhkan kemanusiaanNya. Kedua buku ini berjalan bersama-sama.
Dan tujuan penulisan II Yohanes merupakan surat
yang berurusan dengan masalah kesesatan, pengkhotbah keliling.
Dari penatua kepada Gayus
yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran.
Surat ini mengandung dua
bagian yang Yunani-Romawi huruf miliki. Pertama,
di sebagian besar surat-surat, salam pembuka diikuti dengan ucapan syukur. Ini terdiri dari doa untuk
kesejahteraan rohani, serta mengingat atau pujian dari kekayaan rohani
penerima. Paulus syukur dalam
Kolose, misalnya, dimulai, "Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa
Tuhan kita Yesus Kristus, ketika kita berdoa untuk Anda" (Col.1: 3).Kedua,
setelah tubuh atau bagian merupakan sebuah doktrinal dari Surat Perjanjian
Baru, kita biasanya menemukan bagian dari perintah moral yang berjalan dengan paraenesis dengan kata Yunani, yang dimana Bagian
ini berarti "nasihat." Mungkin berisi pengelompokan amsal, daftar
kejahatan dan kebajikan, katalog perintah tentang apa yang harus dihindari dan
apa yang harus berlatih, atau nasihat tentang topik moral tunggal.
Surat yang merupakan
surat yang berasal dari penatua ini dipakai atas nama pribadi penatua itu
sendiri, bukan merupakan surat yang
beratasnamakan gereja atau daerah tertentu. Hal ini terlihat dari
kata kukasihi. Tetapi karena surat ini merupakan surat yang
membantu para pengkhotbah, maka ada kemungkinan bahwa surat ini merupakan surat pribadi kepada sebuah gereja sebagai
gereja penerima.
Penatua merupakan kata yang juga cukup
sering dipakai, dan Penatua ini juga dapat berarti pendeta atau uskup (lih.
Titus 1:5,7; Kis 20:17,28). digunakan untuk para pemimpin lokal dari sebuah gereja
PB. Merupakan satu dari tiga istilah
yang bersinonim (pendeta, pengawas, dan penatua lih. Titus:
1,5,7; Kis 20:17,28). Ada dua tokoh yang memakai kata ini dalam tulisannya
yaitu Petrus dan Yohanes. Petrus dan Yohanes
menggunakan kata ini untuk mencakup diri mereka sendiri dalam kelompok
kepemimpinan (lih. I Pet 5:1; II Yoh 1; III Yoh 1).
Pengkhotbah
di gereja penerima adalah Gayus. Namun ada yang mengatakan Gayus merupakan
seorang saleh dalam gereja penerima. Siapa sebenarnya Gayus? Nama Gayus
merupakan na,a yang umum yang dipakai oleh orang Romawi. Di perjanjian baru
memang Gayus pernah disebut namanya sebanyak tiga kali.[5] Gayus dari
Makedonia, Kis 19:29; Gayus dari Derbe, Kis 20:4; dan Gayus dari Korintus, Rom
16:23; I Kor 1:14. Dan Tulisan ini
merupakan Tulisan yang dikenal sebagai
“Konstitusi Kerasulan” menyebutkan Gayus dari III Yohanes sebagai
Uskup dari Pergamus, yang ditunjuk oleh Yohanes.
Saudaraku yang kekasih, aku
berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama
seperti jiwamu baik-baik saja.
Saudaraku yang
kekasih merupakan ungkapan yang biasa dipakai didalam
surat-surat di perjanjian baru. Dimana yang
kekasih adalah ciri khas surat-surat Yohanes (lih. I Yoh 2:7; 3:2,21;
4:1,7,11; III Yoh 1,2,5,11), namun tak
ditemukan dalam Injil maupun Wahyu. Sepertinya ini ingin me menghilangkan juga
nada kekhawatiran yang dimiliki Penatua, namun memang perlu diketahui ini ada
hubungannya dengan kekristenan, sehingga terdapat ada pemakaian “yang kekasih”.
Semoga engkau
baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu
merupakan suatu doa pembukaan yang khas dalam dunia Yunani-Romawi abad pertama.
Ini tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu naskah diluar konteks bagi para
pengkhotbah kemakmuran, kesehatan, dan kekayaan. Dan perlu diingat kembali
bahwa nama gayus sipenerima surat adalah nama yang umum yang dipakai oleh orang
romawi, sehingga sangat wajar dipakai pembukaan dalam bentuk seperti ini.
Memang,
ketika kita mendoakan seseorang kita tidak terlalu perlu mengenal orang
tersebut. Misalnya saja dalam doa-doa syafaat, mendoakan orang sakit, kita juga
belum tentu mengenal orang-orang yang kita doakan. Namun ada baiknya ketika
kita mendoakan orang-orang yang lebih kita kenal. Sama dengan surat ini, ketika
penatua mengatakan bahwa aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja
dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja Ia
bukan hanya berdoa akan jasmani Gayus, namun juga jiwa Gayus. Terlihat ada
perbedaan kedekatan dalam doa ini, bahwa dalam doa ini penatua sudah mengenal
betul sosok Gayus atau paling tidak ia pernah ketemu dengan Gayus.
Penatua
mendoakan gayus bukan hanya secara jasmani tapi juga mendoakan jiwanya. Hal ini
mengingatkan saya pada ungkapan yang sangat sering dipakai dalam dunia
Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Yaitu Men sana in corpore sano
yang adalah sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang artinya Didalam tubuh yang
sehat terdapat jiwa yang kuat. Apabila dilihat dalam kalimat ini, penatua tidak harus mendoakan sangat
detail seperti ini, namun ia melakukannya. Hal ini sepertinya berlebihan atau
sangat mendasar. Dan sepertinya hanya sebagai salam
yang bersifat basa basi, di dalamnya mengandung sikap iman yang sangat
mendalam. Penggunaan pertama
dalam ayat 2 mengacu pada kesehatan
fisik Gayus, sebagai kontras dengan bagian akhir dari ayat ini terlihat jelas.
Keinginan penatua
ini adalah bahwa kesehatan fisik Gayus akan
menjadi sama bagus, sama baik dan memiliki mutu yang sama dengan rohaninya atau juga sebaliknya.[6]
“Jiwa” Istilah “psuche” ini hampir bersinonim
dengan “pneuma.” Keduanya digunakan
untuk menunjuk pada hakikat kepribadian atau diri. Ini tidak pernah meenunjuk
pada suatu bagian tersendiri dari manusia (tubuh, jiwa, roh). Manusia adalah
satu kesatuan (lih. Kej 2:7). Kita adalah suatu jiwa; kita tidak memiliki jiwa.
Sepertinya doa ini bukan
hanya berdoa untuk kebaikan nya secara daging namun juga untuk kesehatan Gayus
yang lebih mendalam yang diluar daging.
Sebab aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara datang dan
memberi kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup
dalam kebenaran.
Setelah
menyampaikan salam dan doanya, penatua menyatakan kegembiraannya yang
dikarenakan ia pernah mendapatkan kabar dari saudara-saudara mengenai Gayus dan
laporan yang menggembirakan tentangnya.[7]
Datang dan memberi
kesaksian yang mengisyaratkan bahwa anggota-anggota gereja ini
bepergian secara tetap ke Efesus dan melapor kepada Yohanes dan ada misionaris
yang kembali melaporkan kemurahan hati Gayus. Ada kemungkinan juga orang tua
ini tidak bisa bepergian dengan mudah, namun ia suka mendengar kondisi dan
pertumbuhan dari gereja-gereja.
Hidupmu dalam kebenaran merupakan
prosa yang dimana prosa ini –di dalam keKristenan terutama bukan merupakan
suatu kredo, suatu ritual, atau suatu institusi untuk bergabung namun suatu
kehidupan untuk dijalani dalam hubungan dengan Yesus Kristus. Gereja mula-mula
pertama-tama disebut “Jalan” (yang juga terdapat dalam Kis 9:2, 19:9,23;
24:22). Kebenaran tidak hanya bersifat intelektual (isi), namun juga suatu
hubungan (pertama dengan Allah melalui Kristus yang menghasilkan kasih satu
dengan yang lain).
Bagiku tidak ada sukacita
yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.
Bagian
ini merupakan bagian dimana penatua mengungkapkan rasa sukacitanya kepada
gayus. Dimana ia menyampaikan dalam suratnya dimana sukacitanya sepertinya
penuh dan tidak ada sukacita yang lebih besar lagi dari pada sukacita yang dia
ungkapkan dalam bagian ini.
Selain yang kekasih ada juga yang biasa dipakai
dan merupakan sesuatu yang biasa yaitu anak-anakku.
"Anak-anak"
di sini mengacu pada mereka yang memiliki Yohanes dalam beberapa cara membantu
memimpin kepada Kristus. Ini
adalah sebutan lazim dalam surat-surat Yohanes (lih. I Yoh 2:12,13,18,28;
3:7,18; 4:4; 5:21). Hal yang pertama langsung terlihat oleh saya adalah
pengikut sang penatua ini lebih dari satu, bukan hanya Gayus. Dan
pengikut-pengikutnya selalu ia pantau dengan baik, karena ia mendengar bahwa
anak-anaknya hidup dalam kebenaran., Penekanan yang terlihat di sini ialah
adanya sebuah Otoritas kerasulan Yohanes. Yang dimana ia tidak mengatakan bahwa
mereka –gayus dan pengikut yang lain –sebagai sahabatnya atau temannya tetapi
anak-anaknya. Selain itu, istilah kasih sayang Yohanes bagi gereja-gereja dan Orang
Kristen dari Propinsi Romawi Asia Kecil (Turki Barat), di mana ia menghabiskan hari-hari terakhir
pelayanannya.
"Bagiku tidak ada sukacita yang
lebih besar": kasih sayang pribadi Yohanes untuk Gayus terpancar terutama
dari perilaku pribadi-Nya (Lukas 6:46).
Kata "ku" adalah tegas dalam bahasa
aslinya. Hati Yohanes senang
dalam melakukan tepat dari anak-anak rohaninya dalam iman. Mereka yang berjalan (perilaku) dalam
kebenaran (keyakinan) memiliki integritas, tidak ada dikotomi antara mengaku
dan hidup. Dia memiliki kasih
sayang kebapakan yang kuat untuk mereka (1 Kor 4:14-16;. 1 Tes 2:11;. 3:1-10). Ini
tidak berarti bahwa ini adalah putra kandung Yohanes. Ini
lebih mungkin adalah seseorang yang telah menyebabkan Yohanes kepada Kristus. Dia adalah anak rohani Yohanes. Aku bisa bersaksi bahwa tidak ada
sukacita yang lebih besar daripada mengetahui seseorang yang Anda telah
menyebabkan Tuhan berjalan dalam keselamatan mereka terima.
Sehat Jasmani dan
Rohani
Banyak doa kita seperti dalam a.2a,
yaitu menyangkut kesejahteraan umum. Ketika berbicara dengan sekelompok orang
yang menghadapi pergumulan. Salah satunya akan berkomentar bahwa melaluinya
mereka dikuatkan untuk perjuangan berikut. namun sebenarnya apakah kita akan
lebih bersukacita ketika mereka bertumbuh dalam kenyamanan atau ketika mereka
bertumbuh dalam kebenaran. Jika yang pertama, apakah karena saya sendiri lebih
suka akan kenyamanan daripada kebenaran. Tetapi sebenarnya kita tahu bahwa yang
membawa sukacita yang lebih besar adalah melihat teman, jemaat, keluarga
bertekun dalam kebenaran.
Gayus setia dan
dicintai tidak hanya sebagai seorang teman John, tetapi sebagai anak Allah. Rasul tidak menawarkan keinginan umum
untuk kesehatan yang baik, tetapi berdoa bahwa Allah akan menaikkan levelnya
dari kesehatan fisik pada tingkat kesehatan rohaninya.
Tuhan
memberikan kesehatan bukan hanya secara jasmani saja, tetapi secara rohani
juga. Tuhan juga memberikan kesehatan rohani, Dialah Allah yang memulihkan
segala luka [Yes 58:8]. Yesus datang ke dunia bagi orang berdosa yang
memerlukan tabib, yang bukan saja menyembuhkan namun juga memberikan kesehatan
rohani. Pertahankan hidup kerohanian yang sehat dengan mendengarkan ajaran yang
sehat [Tit 1:13].
Mintalah
dengan percaya penuh dan tidak bimbang, bahwa apa yang kita minta dalam doa maka
kita akan menerimanya [Mat 21:21-22]. Orang yang bimbang tidak akan menerima
apa-apa dari Tuhan [Yak 1:5-7]. Percayalah dengan sungguh. Namun ada juga waktunya penyakit membawa kita
kembali kepada Bapa. Daud memberikan pernyataan yang indah setelah anaknya mati
meskipun ia telah berdoa agar Tuhan menyembuhkan anak itu. Daud berkata bahwa
anaknya tidak akan kembali namun dia yang akan pergi untuk bertemu kembali
dengan anaknya [2 Sam 12:18]. Demikianlah kita semua kelak akan masuk ke kota
kudus dan hidup bersama-sama dengan Allah [Why 22]. Sesungguhnya, Aku akan
mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan
akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang
berlimpah-limpah. Yeremia 33:6
Ketika kita berdoa untuk
diri kita sendiri dan orang lain, kita berdoa dalam keyakinan, tapi kita tidak
berani mengklaim bahwa Allah berjanji untuk mengirimkan segala sesuatu yang kita
doakan. Ketika seorang teman
mengirim salam kepada kita dalam surat, kita tahu betul bahwa keadaan yang
sebenarnya kita mungkin jauh dari apa yang teman kita harapkan untuk kita. Singkatnya,
dalam sebuah salam berkenaan dengan tulisan, itu hanyalah sebuah salam di mana
salah satu sopan santun konvensional adalah untuk pengirim untuk menyatakan
keinginan untuk kesejahteraan penerima. Menafsirkan
keinginan atau doa dalam 3 Yohanes sebagai janji "kesehatan dan
kekayaan" tidak sejalan dengan apa yang kita tahu tentang salam dalam surat-surat
ataupun dengan jangka waktu yang umum dari ajaran Perjanjian Baru bahwa salah
satu tanda kerohanian sejati adalah penderitaan (misalnya, Rom.8: 17; Phil.1:
29; 1Pet.4: 1).
"Hidup dalam kebenaran” Frase ini
memperluas gagasan kebenaran di luar persetujuan intelektual belaka, tapi
menunjukkan bahwa kebenaran Injil Yesus Kristus meresap setiap
aspek kehidupan mereka. Berjalan
sehari-hari mereka di rumah mereka, pekerjaan, rekreasi, dll, ditandai dengan
berat penuh dari kebenaran Injil.
Setiap orang
memilikibeberapa sukacita
yang lebih besar dari sekedar untuk mendengar bahwa orang-orang menjalani
kehidupan mereka sesuai dengan kebenaran, bukan?
Tidak demikian
halnya dengan Yohanes. Rasul ini
benar-benar habis terjual untuk melihat orang berjalan dalam kebenaran Injil. Tidak ada yang membawa dia lebih banyak
kebahagiaan.
Ketika orang-orang
berdosa bertobat dari dosa mereka, Yesus mendapat kemuliaan. Ketika orang-orang berdosa yang
bertobat memeluk kebenaran untuk keselamatan, Yesus dibuat agar terlihat sangat baik. Ketika orang percaya bertobat mulai
hidup dengan berbeda, Yesus terbukti layak dari semua kemuliaan, kehormatan dan
pujian.
Jika kita tidak
memiliki sukacita yang lebih besar daripada melihat Yesus dimuliakan, maka
sensasi terbesar kita dalam hidup akan datang dalam melihat perubahan hidup
oleh kuasa Injil Yesus. Tidak ada
yang lebih kuat menunjukkan bagaimana mulia Juruselamat kita benar-benar adalah
Yesus.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar