Sabtu, 16 Juni 2012

Pengorbanan cinta bagi mereka yang setia pada kebenaran (3 Yohanes 1-4)




Hampir semua orang pernah menuliskan surat pribadi kepada satu instansi maupun pribadi dengan kepentingan apapun. Surat pribadi memiliki format yang berbeda-beda yang pada umumunya memiliki kesamaan. Misalnya saja surat izin, surat sakit atau beberapa surat yang lain. Didalam perjanjian baru, banyak kitab-kitab yang merupakan bentuk surat yang dikirimkan dengan tujuan dan latar belakang tertentu. Dalam tulisan ini, merupakan sebuah penafsiran akan salah satu bagian surat yaitu salam dalam III Yohanes.
Tidak dapat diragukan bahwa III Yohanes ini  adalah sebuah surat. Hal ini terlihat dari bentuk dari III Yohanes ini yang mencerminkan bentuk sebuah surat. Terdapat salam sebagai kepala surat serta terdapat penutup. Kepala surat yang berbentuk salam ini merupakan suatu ungkapan yang berbunyi seperti sebuah rumusan baku.[1] Barclay mengatakan bahwa surat ini merupakan surat yang mengikuti format surat yang digunakan di gereja purba. Dan III Yohanes merupakan satu-satunya surat yang mengikuti model surat Ireneus kepada Apolinarius.[2]
Surat Yohanes yang ketiga ini mungkin adalah surat yang paling pribadi dalam Perjanjian Baru. Sebagian besar surat awalnya pergi, tentu saja, untuk gereja-gereja atau kelompok Kristen. The Pastoral Epistles yang lain dikirim ke individu-individu tertentu, yaitu, Timotius dan Titus, jelas-jelas ditulis dengan peredaran yang luas. Ketiga Yohanes juga memiliki nilai universal yang dimana umat Kristen awal mengakui bahwa itu akan menguntungkan seluruh gereja Kristen. Namun isi surat ini lah yang paling pribadi diantara semua surat yang lain. 
Namun satu hal yang memang menarik bahwa LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) memberi judul  perikop ini sebagai bagian dari salam. Salam dalam bahasa yunani yaitu aspazomai dan khaire. Salam dalam ensiklopedi salam adalah menyambut ramah dengan sukacita, menyalami. Dan salam merupakan kata-kata yang baku dan bukan merupakan kata yang mengandung makna penyelamatan. Dan  khaire yang merupakan salam Yunani penuh keramahan yang bernada salam damai dan salam kasih karunia.[3]
Maksud penulisan surat ini adalah untuk mendoakan Gayus dan mengungkapkan sukacitanya, karena Gayus telah menerima pengikut Yesus diperbolehkan dan disambut ditempat Gayus ketika melakukan perkunjungan dan memberitakan injil. MacArthur dalam bukunya memberikan judul “Pengorbanan cinta bagi mereka yang setia pada kebenaran” pada bagian 3 Yohanes 1-8. Hal ini dikarenakan bahwa menurutnya kebenaran merupakan tema dari pada surat ini, khususnya pada pembukaan surat ini.[4]
Siapakah penulis dari surat ini? Penulis nya adalah  penulis dari I Yohanes adalah bagian dari perdebatan atas penulis dari Kumpulan Karangan Yohanes—Injil, I  Yohanes, II Yohanes, III Yohanes dan Wahyu. Hal ini dilihat karena didiapati dalam surat ini seperti sebuah permadani kebenaran yang dianyam dalam pola yang berulang.
Tulisan ini merupakan surat yang berurusan dengan peringatan untuk membantu para pengkhotbah Kristen keliling. Mengapa ada peringatan yang membantu  para pengkhotbah? Hal ini dikarenakan adanya pergumulan ataupun keprihatinan  dengan bagaimana mengevaluasi dan mendukung para pengkhotbah, guru, penginjil yang berperjalanan keliling. Sebuah tulisan non kanonika Kristen dari awal abad kedua yang  disebut Didakhe atau Pengajaran dari Kedua Belas Rasul.  Hal ini juga  dikarenakan adanya ketakutan akan pengkhotbah palsu yang sudah dimulai dari penulisan Injil Yohanes hingga I Yohanes dan II Yohanes. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan tujuan penulisan dengan masing-masing surat Ada kemungkinan bahwa I Yohanes dimaksudkan untuk menjadi surat pembuka dari Injil Yohanes. Ajaran Sesat gnostik di abad pertama membentuk latar belakang bagi kedua buku ini. Injil memiliki dorongan penginjilan, sementara I Yohanes ditulis untuk orang-orang percaya.  sementara I  Yohanes meneguhkan kemanusiaanNya. Kedua buku ini berjalan bersama-sama. Dan tujuan penulisan II Yohanes merupakan surat yang berurusan dengan masalah kesesatan, pengkhotbah keliling.

Dari penatua kepada Gayus yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran.
Surat ini mengandung dua bagian yang Yunani-Romawi huruf miliki. Pertama, di sebagian besar surat-surat, salam pembuka diikuti dengan ucapan syukur. Ini terdiri dari doa untuk kesejahteraan rohani, serta mengingat atau pujian dari kekayaan rohani penerima. Paulus syukur dalam Kolose, misalnya, dimulai, "Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, ketika kita berdoa untuk Anda" (Col.1: 3).Kedua, setelah tubuh atau bagian merupakan sebuah doktrinal dari Surat Perjanjian Baru, kita biasanya menemukan bagian dari perintah moral yang berjalan dengan paraenesis dengan kata Yunani, yang dimana Bagian ini berarti "nasihat." Mungkin berisi pengelompokan amsal, daftar kejahatan dan kebajikan, katalog perintah tentang apa yang harus dihindari dan apa yang harus berlatih, atau nasihat tentang topik moral tunggal. 
 Surat yang merupakan surat yang berasal dari penatua ini dipakai atas nama pribadi penatua itu sendiri, bukan merupakan  surat yang beratasnamakan gereja atau daerah tertentu. Hal ini terlihat dari kata kukasihi. Tetapi karena surat ini merupakan surat yang membantu para pengkhotbah, maka ada kemungkinan bahwa surat ini merupakan  surat pribadi kepada sebuah gereja sebagai gereja penerima.  
Penatua merupakan kata yang juga cukup sering dipakai, dan Penatua ini juga dapat berarti pendeta atau uskup (lih. Titus 1:5,7; Kis 20:17,28). digunakan untuk para pemimpin lokal dari sebuah gereja PB.  Merupakan satu dari tiga istilah yang  bersinonim  (pendeta, pengawas, dan penatua lih. Titus: 1,5,7; Kis 20:17,28). Ada dua tokoh yang memakai kata ini dalam tulisannya yaitu Petrus dan Yohanes. Petrus dan Yohanes  menggunakan kata ini untuk mencakup diri mereka sendiri dalam kelompok kepemimpinan (lih. I Pet 5:1; II Yoh 1; III Yoh 1).
Pengkhotbah di gereja penerima adalah Gayus. Namun ada yang mengatakan Gayus merupakan seorang saleh dalam gereja penerima. Siapa sebenarnya Gayus? Nama Gayus merupakan na,a yang umum yang dipakai oleh orang Romawi. Di perjanjian baru memang Gayus pernah disebut namanya sebanyak tiga kali.[5]   Gayus dari Makedonia, Kis 19:29; Gayus dari Derbe, Kis 20:4; dan Gayus dari Korintus, Rom 16:23; I Kor 1:14.  Dan Tulisan ini merupakan  Tulisan yang dikenal sebagai “Konstitusi Kerasulan” menyebutkan Gayus dari III Yohanes  sebagai  Uskup dari Pergamus, yang ditunjuk oleh Yohanes.

Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.
Saudaraku yang kekasih merupakan ungkapan yang biasa dipakai didalam surat-surat di perjanjian baru. Dimana yang kekasih adalah ciri khas surat-surat Yohanes (lih. I Yoh 2:7; 3:2,21; 4:1,7,11; III Yoh 1,2,5,11),  namun tak ditemukan dalam Injil maupun Wahyu. Sepertinya ini ingin me menghilangkan juga nada kekhawatiran yang dimiliki Penatua, namun memang perlu diketahui ini ada hubungannya dengan kekristenan, sehingga terdapat ada pemakaian “yang kekasih”.
Semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu merupakan suatu doa pembukaan yang khas dalam dunia Yunani-Romawi abad pertama. Ini tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu naskah diluar konteks bagi para pengkhotbah kemakmuran, kesehatan, dan kekayaan. Dan perlu diingat kembali bahwa nama gayus sipenerima surat adalah nama yang umum yang dipakai oleh orang romawi, sehingga sangat wajar dipakai pembukaan dalam bentuk seperti ini.
Memang, ketika kita mendoakan seseorang kita tidak terlalu perlu mengenal orang tersebut. Misalnya saja dalam doa-doa syafaat, mendoakan orang sakit, kita juga belum tentu mengenal orang-orang yang kita doakan. Namun ada baiknya ketika kita mendoakan orang-orang yang lebih kita kenal. Sama dengan surat ini, ketika penatua mengatakan bahwa aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja Ia bukan hanya berdoa akan jasmani Gayus, namun juga jiwa Gayus. Terlihat ada perbedaan kedekatan dalam doa ini, bahwa dalam doa ini penatua sudah mengenal betul sosok Gayus atau paling tidak ia pernah ketemu dengan Gayus. 
Penatua mendoakan gayus bukan hanya secara jasmani tapi juga mendoakan jiwanya. Hal ini mengingatkan saya pada ungkapan yang sangat sering dipakai dalam dunia Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Yaitu Men sana in corpore sano yang adalah sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang artinya Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Apabila dilihat dalam kalimat ini, penatua tidak harus mendoakan sangat detail seperti ini, namun ia melakukannya. Hal ini sepertinya berlebihan atau sangat mendasar. Dan sepertinya hanya sebagai salam yang bersifat basa basi, di dalamnya mengandung sikap iman yang sangat mendalam. Penggunaan pertama dalam ayat 2 mengacu pada kesehatan fisik Gayus, sebagai kontras dengan bagian akhir  dari ayat ini terlihat jelas. Keinginan penatua ini adalah bahwa kesehatan fisik Gayus akan menjadi sama bagus, sama baik dan memiliki mutu yang sama  dengan rohaninya atau juga sebaliknya.[6]
 “Jiwa” Istilah “psuche” ini hampir bersinonim dengan “pneuma.”  Keduanya digunakan untuk menunjuk pada hakikat kepribadian atau diri. Ini tidak pernah meenunjuk pada suatu bagian tersendiri dari manusia (tubuh, jiwa, roh). Manusia adalah satu kesatuan (lih. Kej 2:7). Kita adalah suatu jiwa; kita tidak memiliki jiwa. Sepertinya doa ini bukan hanya berdoa untuk kebaikan nya secara daging namun juga untuk kesehatan Gayus yang lebih mendalam yang diluar daging.

 Sebab aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara datang dan memberi kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup dalam kebenaran.
Setelah menyampaikan salam dan doanya, penatua menyatakan kegembiraannya yang dikarenakan ia pernah mendapatkan kabar dari saudara-saudara mengenai Gayus dan laporan yang menggembirakan tentangnya.[7]
Datang dan memberi kesaksian yang mengisyaratkan bahwa anggota-anggota gereja ini bepergian secara tetap ke Efesus dan melapor kepada Yohanes dan ada misionaris yang kembali melaporkan kemurahan hati Gayus. Ada kemungkinan juga orang tua ini tidak bisa bepergian dengan mudah, namun ia suka mendengar kondisi dan pertumbuhan dari gereja-gereja. 
 Hidupmu dalam kebenaran merupakan prosa yang dimana prosa ini –di dalam keKristenan terutama bukan merupakan suatu kredo, suatu ritual, atau suatu institusi untuk bergabung namun suatu kehidupan untuk dijalani dalam hubungan dengan Yesus Kristus. Gereja mula-mula pertama-tama disebut “Jalan” (yang juga terdapat dalam Kis 9:2, 19:9,23; 24:22). Kebenaran tidak hanya bersifat intelektual (isi), namun juga suatu hubungan (pertama dengan Allah melalui Kristus yang menghasilkan kasih satu dengan yang lain). 

Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.
Bagian ini merupakan bagian dimana penatua mengungkapkan rasa sukacitanya kepada gayus. Dimana ia menyampaikan dalam suratnya dimana sukacitanya sepertinya penuh dan tidak ada sukacita yang lebih besar lagi dari pada sukacita yang dia ungkapkan dalam bagian ini.
Selain yang kekasih ada juga yang biasa dipakai dan merupakan sesuatu yang biasa yaitu anak-anakku. "Anak-anak" di sini mengacu pada mereka yang memiliki Yohanes dalam beberapa cara membantu memimpin kepada Kristus.  Ini adalah sebutan lazim dalam surat-surat Yohanes (lih. I Yoh 2:12,13,18,28; 3:7,18; 4:4; 5:21). Hal yang pertama langsung terlihat oleh saya adalah pengikut sang penatua ini lebih dari satu, bukan hanya Gayus. Dan pengikut-pengikutnya selalu ia pantau dengan baik, karena ia mendengar bahwa anak-anaknya hidup dalam kebenaran., Penekanan yang terlihat di sini ialah adanya sebuah Otoritas kerasulan Yohanes. Yang dimana ia tidak mengatakan bahwa mereka –gayus dan pengikut yang lain –sebagai sahabatnya atau temannya tetapi anak-anaknya. Selain itu, istilah kasih sayang Yohanes bagi gereja-gereja dan Orang Kristen dari Propinsi Romawi Asia Kecil (Turki Barat),  di mana ia menghabiskan hari-hari terakhir pelayanannya.  
"Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar": kasih sayang pribadi Yohanes untuk Gayus terpancar terutama dari perilaku pribadi-Nya (Lukas 6:46).
 Kata "ku" adalah tegas dalam bahasa aslinya. Hati Yohanes senang dalam melakukan tepat dari anak-anak rohaninya dalam iman. Mereka yang berjalan (perilaku) dalam kebenaran (keyakinan) memiliki integritas, tidak ada dikotomi antara mengaku dan hidup. Dia memiliki kasih sayang kebapakan yang kuat untuk mereka (1 Kor 4:14-16;. 1 Tes 2:11;. 3:1-10). Ini tidak berarti bahwa ini adalah putra kandung  Yohanes. Ini lebih mungkin adalah seseorang yang telah menyebabkan Yohanes kepada Kristus. Dia adalah anak rohani Yohanes. Aku bisa bersaksi bahwa tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mengetahui seseorang yang Anda telah menyebabkan Tuhan berjalan dalam keselamatan mereka terima.

Sehat Jasmani dan Rohani 
Banyak doa kita seperti dalam a.2a, yaitu menyangkut kesejahteraan umum. Ketika berbicara dengan sekelompok orang yang menghadapi pergumulan. Salah satunya akan berkomentar bahwa melaluinya mereka dikuatkan untuk perjuangan berikut. namun sebenarnya apakah kita akan lebih bersukacita ketika mereka bertumbuh dalam kenyamanan atau ketika mereka bertumbuh dalam kebenaran. Jika yang pertama, apakah karena saya sendiri lebih suka akan kenyamanan daripada kebenaran. Tetapi sebenarnya kita tahu bahwa yang membawa sukacita yang lebih besar adalah melihat teman, jemaat, keluarga bertekun dalam kebenaran.
Gayus setia dan dicintai tidak hanya sebagai seorang teman John, tetapi sebagai anak Allah. Rasul tidak menawarkan keinginan umum untuk kesehatan yang baik, tetapi berdoa bahwa Allah akan menaikkan levelnya dari kesehatan fisik pada tingkat kesehatan rohaninya.
Tuhan memberikan kesehatan bukan hanya secara jasmani saja, tetapi secara rohani juga. Tuhan juga memberikan kesehatan rohani, Dialah Allah yang memulihkan segala luka [Yes 58:8]. Yesus datang ke dunia bagi orang berdosa yang memerlukan tabib, yang bukan saja menyembuhkan namun juga memberikan kesehatan rohani. Pertahankan hidup kerohanian yang sehat dengan mendengarkan ajaran yang sehat [Tit 1:13].
Mintalah dengan percaya penuh dan tidak bimbang, bahwa apa yang kita minta dalam doa maka kita akan menerimanya [Mat 21:21-22]. Orang yang bimbang tidak akan menerima apa-apa dari Tuhan [Yak 1:5-7]. Percayalah dengan sungguh.  Namun ada juga waktunya penyakit membawa kita kembali kepada Bapa. Daud memberikan pernyataan yang indah setelah anaknya mati meskipun ia telah berdoa agar Tuhan menyembuhkan anak itu. Daud berkata bahwa anaknya tidak akan kembali namun dia yang akan pergi untuk bertemu kembali dengan anaknya [2 Sam 12:18]. Demikianlah kita semua kelak akan masuk ke kota kudus dan hidup bersama-sama dengan Allah [Why 22]. Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah. Yeremia 33:6
Ketika kita berdoa untuk diri kita sendiri dan orang lain, kita berdoa dalam keyakinan, tapi kita tidak berani mengklaim bahwa Allah berjanji untuk mengirimkan segala sesuatu yang kita doakan. Ketika seorang teman mengirim salam kepada kita dalam surat, kita tahu betul bahwa keadaan yang sebenarnya kita mungkin jauh dari apa yang teman kita harapkan  untuk kita. Singkatnya, dalam sebuah salam berkenaan dengan tulisan, itu hanyalah sebuah salam di mana salah satu sopan santun konvensional adalah untuk pengirim untuk menyatakan keinginan untuk kesejahteraan penerima. Menafsirkan keinginan atau doa dalam 3 Yohanes sebagai janji "kesehatan dan kekayaan" tidak sejalan dengan apa yang kita tahu tentang salam dalam surat-surat ataupun dengan jangka waktu yang umum dari ajaran Perjanjian Baru bahwa salah satu tanda kerohanian sejati adalah penderitaan (misalnya, Rom.8: 17; Phil.1: 29; 1Pet.4: 1).
"Hidup dalam kebenaran” Frase ini memperluas gagasan kebenaran di luar persetujuan intelektual belaka, tapi menunjukkan bahwa kebenaran Injil Yesus Kristus meresap setiap aspek kehidupan mereka. Berjalan sehari-hari mereka di rumah mereka, pekerjaan, rekreasi, dll, ditandai dengan berat penuh dari kebenaran Injil.
Setiap orang memilikibeberapa sukacita yang lebih besar dari sekedar untuk mendengar bahwa orang-orang menjalani kehidupan mereka sesuai dengan kebenaran, bukan?
Tidak demikian halnya dengan Yohanes. Rasul ini benar-benar habis terjual untuk melihat orang berjalan dalam kebenaran Injil. Tidak ada yang membawa dia lebih banyak kebahagiaan.
Ketika orang-orang berdosa bertobat dari dosa mereka, Yesus mendapat kemuliaan. Ketika orang-orang berdosa yang bertobat memeluk kebenaran untuk keselamatan, Yesus dibuat agar terlihat sangat baik. Ketika orang percaya bertobat mulai hidup dengan berbeda, Yesus terbukti layak dari semua kemuliaan, kehormatan dan pujian.
Jika kita tidak memiliki sukacita yang lebih besar daripada melihat Yesus dimuliakan, maka sensasi terbesar kita dalam hidup akan datang dalam melihat perubahan hidup oleh kuasa Injil Yesus. Tidak ada yang lebih kuat menunjukkan bagaimana mulia Juruselamat kita benar-benar adalah Yesus.
Daftar Pustaka


[1]  willi 329
[2] barclay 243
[3] ensiklopedi hlm 484
[4] MacArthur hlm 241
[5] barclay
[6] MacArthur 245
[7] willi 330

Tidak ada komentar:

Posting Komentar