PENDAHULUAN
Dunia kini sudah berubah. Ruang dan waktu tidak lagi menjadi sebuah penghalang dalam menjalani kehidupan didunia ini. Hal-hal yang ada diluar negara tempat kita berdiam bisa kita ketahui dalam hitungan detik begitu juga dengan efeknya.
Dunia juga kini semakin sempit dan semakin global. Konsekuensi diatas semuanya itu adalah bertambahnya komunikasi dan interaksi antar negara,wilayah, ras, dan kebangsaan yang berbeda. Interaksi dengan latar belakang yang berbeda tersebut memiliki potensi gesekean, konflik dan pengaruh-pengaruh yang besar pula.
Konflik-konflik yang muncul tersebut berawal dari ketidaktahuan dan salah tafsir akan sebuah budaya, kebiasaan dan tradisi tertentu. Salah satunya ketika memandang sebuah aliran musik keras sebagai sebuah komunitas sesat dan menganggap bahwa metal merupakan sebuah ideologi yang salah. Pendapat ini di juga memunculkan pandangan sinis terhadap orang-orang yang menjadi bagian dari komunitas ini.
Latar belakang pokok pembahasan ini dikarenakan banyaknya kaum dari kalangan anak-anak dengan pakaian dan penampilan yang berbeda merasa terasing gereja dan masyarakat. Masyarakat dan gereja yang memandang sisnis membuat mereka juga enggan untuk berbaur dengan sesama. Pandangan gereja dan masyarakat yang tergolong kuno dan tergolong tidak melihat perkembangan zaman juga membuat munculnya stereotipe baru kepada mereka yang dianggap sebagai sampah masyarakat.
Paper ini mencoba untuk mengangkat realitas yang ada dengan menghadirkan seseorang yang menjadi bagian dari komunitas aliran musik keras ini dan bagaimana Ia berhubungan dengan gereja. Paper ini juga melihat realita kehidupan sebuah komunitas kecil yang merupakan bagian dari komunitas besar tersebut di tengah-tengah kekristenan.
Paper ini akan diakhiri dengan tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap orang karena kebebasan yang merupakan hakekatnya. Melihat dengan pandangan theologis terhadap jemaat dan juga masyarakat sekitar.
SEJARAH KOMUNITAS MUSIK PUNK1
Di Indonesia, terdapat banyak komunitas yang didasari oleh musik. Misalnya saja Underground dari aliran musik yang meliputi beberapa musik keras dari beberapa kalangan. salah satu musik tersebut adalah jenis musik punk, dan pengikut ataupun anggota komunitas musik ini sering dinamakan dengan anak punk.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, punk adalah pemuda yang ikut gerakan menentang masyarakat yang mapan, dengan menyatakannya lewat musik , gaya berpakaian dan gaya rambut yang khas.2
Komunitas musik punk memiliki sejarah tersendiri di aliran musik. Komunitas ini berasal dari perkampungan kumuh London melawan kemapanan musik Rock yang muncul tahun 60-an dari Liverpool dan Manchester.Komunitas punk melihat musik rock yang terlalu komersial, pertunjukan yang selalu diadakan di arena, bergelimang kejayaan. Perlawanan ini dilakukan dengan menciptakan gaya musik yang kasar dan memakai kode gaya berpakaian yang anarkis. Berpakaian yang terkadang memakai aksesoris yang tidak wajar seperti peniti, silet, jepitan pakaia dan beberapa benda yang tidak wajar lainnya sampai corak darah di baju yang dipakai oleh “anak punk” ini.3 Gaya rambut yang aneh juga merupakan ciri-ciri khas mereka.
Dalam musik aliran ini, mereka menyerukan kritik sosial dan lirik-lirik yang berbau politis. teapi semua ini tenggelam ketika muncul sebuah acara televisi yang membuat aliran musik dengan band yang memainkan musik dan kostum yang sama.
post-Punk muncul aliran Glam rock yang berpakaian dan make up seperti wanita. Pengaruh glam rock hingga mempengaruhi musik gothic. Gothic memiliki cara berpakaian sendiri yaitu pakaian serba hitam, aksesoris perak atau timah, gaun dan korset, jaring ikan, make up yang lebih gelap dan horor. Aliran ini berbeda dengan isi musik punk. Gaya Gothic dipengaruhi oleh aliran kesusastraan yang lebih tua sepeti horor, romantisme, filsafat eksistensialisme, dan nihilisme.
Pada tahun 80-an muncul sebuah aliran musik yaitu Hair Metal. Mereka dikenal dengan gaya hidup yang penuh dengan pesta, rambut sasak, menggunakan make up yang feminim, mengenakan celana dan jaket kulit yang ketat, sisi kejantanan ditunjukkan dengan tato yang ada ditubuhnya.
Jenis-jenis musik ini merupakan aliran musik keras, dan komunitas yang dimenampung semua jenis dari musik ini dinamakan Underground. Dan aliran musik keras –seperti yang sudah dipaparkan diatas –sangat berhubungan erat dengan masalah kostum dan penampilan.
INDONESIA IKUT SERTA MEMANDANG KOMUNITAS PUNK
Dari pengertian yang diberikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia yang telah dipaparkan tersebut, maka terlihatlah bahwa bangsa Indonesia berpandangan negatif terhadap komunitas musik punk ini. Padahal disadari atau tidak anak-anak muda Indonesia banyak yang terpengaruh bahkan menjadi anggota dari komunitas musik punk.
Bukan hanya kelompok musik punk yang sangat mempengaruhi anak anak muda pada abad 20 . Hal ini dimulai dari perkembangan budaya dan peliputan perkembangan oleh media massa. Bukan hanya di tiru, namun media juga membuat acara yang sama dengan jenis acara yang diminati tinggi oleh orang muda tersebut. Contohnya Indonesian Idol yang di tiru dari acara American Idol pada tahun 2002, AFI(Akademi Fantasi Indonesia) yang di tiru dari acara di Meksiko yang bernama La Academia. 4
Peniruan-peniruan ini kerap kali dilakukan sehingga Indonesia dinamai dengan bangsa plagiat yang tidak memiliki identitas yang jelas dan selalu mudah dipengaruhi oleh budaya luar yang masuk. Anehnya, peniruan yang dilakukan adalah sesuatu dari sisi negatif sebuah budaya baru tersebut. Misalnya Indonesia bukannya meniru sisi demokratis, perkembangan ilmu pengetahuan, kebebasan berbicara, keberanian atau kemajuan tekhnologi yang ada di kebudayaan barat, tapi meniru sisi negatif seperti free sex,pornografi, budaya komsumtif dan hidup hura-hura. Sehingga Indonesia tidak lagi bisa melestarikan budaya asli luhur Indonesia misalnya nilai-nilai luhur, adat-istiadat, kearifan lokal atau kesenian tradisional, tetapi ketika salah satunya menghilang karena diakui negara lain sebagai nilai luhur dari negaranya barulah Indonesia menjerit-jerit melawan negara itu.5
Keadaan ini juga serta-merta sangat dipengaruhi juga oleh keadaan orde baru, dimana mulai munculnya berbagai produk kultural baru yang mengancam nilai-nilai budaya tradisional dari pada memperkayanya.6 Sehingga budaya tradisional mulai tergantikan oleh budaya barat dan identitas bangsa Indonesia hilang terkikis olehnya.
Terkikisnya budaya dipengaruhi juga oleh era globalisasi yang menghilangkan batas wilayah, agama dan budaya yang membuat budaya luar bisa masuk dengan enaknya ke Indonesia. Kita mengadopsi budaya-budaya tersebut karena memang kita kehilangan akar budaya kita, bukannya kita berontak namun kita malah cenderung menikmatinya. Sehingga wajar ketika banyak peniruan-peniruan yang dilakukan oleh orang-orang Indonesia.
Salah satunya merupakan meniru sebuah komunitas musik yang beraliran keras beserta gaya hidup dan cara berpakaiannya. Hal ini dapat kita lihat ketika kita pergi ke kota dan melihat anak-anak muda maupun mudi yang memakai baju tanpa mode, serba hitam, bertindik, merokok, rambut yang di cat, memakai eye liner yang tebal dan berbagai aksesoris warisan dari aliran musik keras abad 60-an hingga 70-an, salah satunya adalah komunitas musik punk.
Namun bukan hanya cara berpakaian yang mereka tiru, tetapi hal-hal negatif lainnya seperti yang telah diungkapkan sebelumnnya. Sifat radikal, anarkis dan memberontak yang terdapat di budaya punk juga diikuti dan di terapkan di Indonesia. Hal-hal ini yang menyebabkan banyak orang yang berciri-ciri sebagai anak “punk” di berikan stereotipe oleh masyarakat sebagai warga yang radikal, anarkis, dan pemberontak. Sering juga muncul sebuah pendapat yang terlontar karena sikap mereka dengan mengatakan mereka sebagai “sampah masyarakat”.
Komunitas ini memang cukup setia dengan sesama anggota komunitas mereka, mereka menjaga satu dengan yang lain. Bahkan mereka memiliki jaringan yang luas, sehingga ketika mereka pergi ke suatu tempat mereka bisa mendapatkan tempat tinggal dengan menemui anak yang sama dengan mereka. Hal ini juga yang membuat komunitas ini tidak berkurang, tetapi malah bertambah.nAnak-anak muda yang merasa kurang perhatian misalnya, merasa nyaman apabila sudah masuk kedalam komunitas ini. Namun efek negatif tersebut hanya marak ketika tahun-tahun awal masuknya budaya tersebut ke Indonesia. Hal ini dapat saya katakan karena banyak muncul komunitas yang lahir dari komunitas musik punk yang mendasari komunitasnya pada nilai Kristen dan pelayanan serta persekutuan. Sehingga salah apabila masyarakat dan gereja hanya memandang pemuda-pemudi dengan penampilan punk dengan berpandangan bahwa mereka kaum radikal yang anarkis dan pemberontak.
Buruknya sejarah kehidupan memang sangat mempengaruhi baik buruknya masa depan seseorang. Begitu pula dengan komunitas yang memiliki sejarah perjalanan yang buruk namun ada anggota yang sadar bahwa yang dilakukan oleh komunitas adalah salah dan ia berusaha melakukan hal yang lebih mengarahkan komunitasnya kepada arah yang positif. Walaupun usaha begiru keras dilakukan namun nama yang dipengaruhi oleh sejarah sudah terlalu buruk. Membuat stereotipe orang lain kepada komunitas ini pun sulit untuk di ubah, bahwa komunitas ini setidaknya tidak lagi bertindak separti tindakan ketika awal mereka terbentuk.
TERLANJUR BURUK
Saat saya menulis paper ini, saya sempat mengirimkan pesan kepada beberapa orang teman saya di berbagai daerah dan suku, mengenai pendapat mereka mengenai anak punk. Jangkauan umur yang mendapatkan pesan saya antara 19-22 tahun dan sungguh mengejutkan lebih dari setengah mereka memandang negatif akan keberadaan komunitas musik punk ini.
Pandangan negatif ini terlihat dari jawaban yang mereka kirim kepada saya yang juga lewat pesan pendek dalam menjawab pertanyaan yang saya berika yaitu:
- Apa yang anda ketahui tentang anak punk?
- Bagaimana pendapat anda tentang anak punk?
- Menurut anda apa yang biasa dilakukan oleh anak punk?
- Menurut anda apakah melayani itu?
- Bagaimana pandangan anda mengenai anak punk yang melakukan pelayanan.?
- Bagaimana menurut pandangan gereja anda mengenai anak punk?
Baik yang teman saya di Jawa maupun di Sumatera melihat bahwa anak punk merupakan komunitas pemberontak yang dekat dengan drugs,sex, kriminal, kemiskinan dan beberapa pendapat yang memperburuk gambaran mengenai anak punk.
Selain itu yang menarik ketika muncul pertanyaan bagaimana anak punk dengan kekristenan di gereja dalam bentuk pelayanan yang diberikan kepada mereka. Memang banyak jawaban yang mengarah kepada yang positif dimana mereka melihat anak punk pantas untuk mendapatkan tempat dalam gereja. Selain itu, mereka juga harus diperhatikan karena pandangan jemaat yang sudah terlanjur berpandangan buruk terhadap keberadaan mereka. Tapi banyak yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah hadir digereja dan tidak pernah aktif. Saya melihat dikarenakan mereka tidak merasa diterima di masyarakat dan gereja, sehingga kalaupun mau ke gereja mereka akan pilih tempat yang mereka rasa nyaman.
MUNCULNYA UNDERGOD SEBAGAI KERINDUAN UNTUK MELAYANI
Manusia memiliki sebuah sisi kerinduan untuk kembali kepada sang pencipta. Dimana dalam eksistensi menurut para filsuf semua manusia memiliki sisi religius dalam eksistensi manusia. Menurut Kierkegaard, eksistensi dibagi atas tiga bentuk.
Yaitu 7
1. Eksistensi estetis menyangkut kesenian dan keindahan. Eksistensi ini berhubungan dengan manusia dimana sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang mendatangkan kenikmatan dalam sebuah pengalaman emosi dan nafsu.
2. Eksistensi Etis yang berhubungan dengan manusia yang menimbulkan keseimbangan antara hal yang konkret dan suasana batin manusia itu sendiri. Perilaku manusia seharusnya di tentukan oleh batinnya sehingga sesuai dengan norma-norma umum. Dalam perilaku yang demikian diharapkan adanya tanggung jawab.
3. Eksistensi Religius yang membahas hal yang paling dalam pada diri manusia, yang bergerak pada yang absolut yaitu Tuhan. Eksistensi ini terlihat dalam agama-agama manusia.
Dalam tiga eksistensi tersebut, mau tidak mau manusia akan mencapai sebuah titik dimana manusia akan merindukan dan bergerak menuju kepada yang absolut yaitu Tuhan. Walaupun sifat radikal, anarkis dan memberontak terdapat di budaya punk dari aliran musik keras (lebih sering dipanggil dengan komunitas Underground yang mencakup semua jenis aliran musik keras), akan ada suatu saat dimana anak punk kembali kepada Bapa. anak punk bukan ah anak-anak yang lahir dengan style berpakaian dan pemikiran sedemikian rupa. Sebelum ia memasuki sebuah komunitas pastilah ia memiliki latar belakang kehidupan yang pernah ia jalani sebelum masuk kedalam komunitas ini.
Begitu pula dengan Ribel8, seorang wanita dengan nama lengkap Asti Wahyuning Catur Sari. Saat ini Ribel berumur 28 tahun dengan pekerjaan wiraswasta. Ribel merupakan seorang anggota dari komunitas aliran musik keras ini. Ia juga mengikuti kehidupan komunitas ini, misalnya memakai tato, berpakaian hitam hitam dan hidup berkomunitas. Menurut pengakuan yang ia berikan ketika wawancara, ia mengakui bahwa komunitas ini merupakan sebuah pelarian dimana kondisinya ketika itu dalam kondisi meragukan keberadaan Tuhan. Bersama dengan budaya populer lainnya, seakan-akan membuat bahwa awalnya komunitas ini sebuah kenyamanan dan pemahaman baru tentang dunia.
Ribel menjalani semua kekacauan di hidupnya, dengan menyebut tindak tanduknya tersebut dengan kehidupan “bandel” yang memang tidak diungkapkannya bagaimana gaya hidupnya pada masa itu.Tetapi ada sebuah titik yang ia kembali merindukan Tuhan dan masa pelayanan yang ia lakukan sejak masa SMA dahulu.
Menurut pemaparan Ribel, ia adalah seorang yang hidup dikeluarga Kristen dan tumbuh di gereja dengan kehidupan yang tidak lepas dengan pelayanan di gereja. Ia sudah tidak asing lagi berhubungan dengan gereja, pelayanan di gereja apalagi ia juga tak asing dengan kehidupan orang Kristen. Tetapi seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, masa dia meragukan Tuhan adalah masa dimana ia balik kanan dari Tuhan dan gereja. Dimana ia meninggalkan rumah dan pelayanan dan masuk kedalam komunitas aliran musik keras.Sampai suatu ketika ia mencobai Tuhan dengan caranya sendiri dan Tuhan menantangnya dengan menjawab tantangan yang Ribel berikan. Ia pun kembali kepada Tuhan sebagai yang absolut.
Ia mendengar keberadaan sebuah komunitas dari aliran musik keras yang sesuai dengan kerinduannya untuk melayani. Komunitas ini bernama UnderGod, yang memiliki dasar berdirinya komunitas ini adalah pelayanan dan persekutuan. Tidak banyak yang mendengar kehidupan komunitas ini, karena menurut Ribel tidak banya anak-anak yang berkecimpung di aliran musik keras punya panggilan untuk melayani. UnderGod sendiri merupakan nama komunitas distrik Jogja dengan basic pelayanan yang berdiri antara Tahun 1999-2000. Bukan hanya di Jogja, di daerah lain seperti Bandung, Bali, Surabaya, Solo, Malang, Sulawesi, Kalimantan dan daerah lain juga terdapat komunitas yang sama tetapi dengan nama yang berbeda.
UnderGod memang sebuah komunitas dengan dasar pelayanan dan persekutuan, namun bukan berarti mereka meninggalkan style mereka yang mencerminkan anak punk. Bukan berarti mereka memiliki sifat radikal, anarkis dan memberontak yang terdapat di budaya punk, tetapi lebih menerapkan nilai-nilai Kristen didalam mereka. Diantara mereka juga bukan hanya dari kalangan anak punk, namun juga dari anak-anak yang bukan bagian komunitas anak punk yang memiliki keinginan berbaur dengan komunitas ini untuk melakukan pelayanan. Memang kelompok ini baru terdiri dari 30 orang karena memang hanya beberapa yang terpanggil untuk pelayanan.
Mereka meninggalkan kehidupan mereka semula, drugs,sex bebas, dan kehidupan hura-hua lainnya. Menegur teman yang masih berkecimpung didalamnya dengan nasehat bukan paksaan. Komunitas ini memang mayoritas Kristen, bukan berarti mereka membuat gerakan kristenisasi dikalangan para anak punk tapi lebih kepada membangun diri dan membiarkan orang lain melihat dan belajar dari diri mereka. Dan beberapa orang melepaskan gaya hidup hura-hura mereka dari pengalaman mereka melihat kehidupan teman mereka sebagai orang Kristen dan ikut untuk pindah menjadi agama Kristen.
Pelayanan yang dilakukan oleh UnderGod sendiri adalah membentuk Band Rohani dengan aliran musik keras, persekutuan antar teman-teman UnderGod dan Underground, membuat event-event besar untuk menjangkau kerinduan anak punk lain dalam pelayanan. Pelayanan ini tidak mengganggu kehidupan anggota dari komunitas yang memiliki berbagai profesi, misalnya mahasiswa-mahasiswi, pegawai dan profesi lainnya.
Sifat radikal, anarkis dan memberontak yang terdapat di budaya punk sekarang dipandang Ribel sebagai sebuah propaganda dan hanya pendapat semata. Karena dalam kenyataan dan kehidupan sehari-hari tidak seperti yang dikatakan. Walau sosial sering memandang mereka dengan pandangan miring hanya melihat penampilan mereka dan memiliki stereotipe tersediri terhadap komunitas ini.
GEREJA DAN UNDERGOD
Gereja merupakan sebuah bukti penolakan kehadiran komunitas aliran musik keras ini di masyarakat. Anggota dari komunitas memang memiliki pengalaman mendapat pandangan sinis dari jemaat ketika masuk kedalam sebuah gereja dengan style yang mereka punya. Misalnya saja pengalaman Ribel yang mencoba memakai Jeans dan kaos kedalam salah satu GKJ tempatnya bergereja dari kecil. Ia mempertunjukkan tato yang ada di lengan kanan dan kirinya ketika masuk kedalam gereja, dan secara otomatis semua mata tertuju padanya dengan tatapan sinis. Pelayanan yang dilakukan oleh komunitasnya pun tidak pernah mendapat tempat untuk melakukan pelayanan
. “..Yah, mana ada yang percaya ya kalo anak-anak dengan kondisi kayak gini masuk gereja untuk pelayanan. Gereja sendiri punya pandangan bahwa ga mungkin juga kalo pelayanan, anak-anak kayak gini. Mungkin orang berpikir bahwa orang pelayanan itu bersih” tutur Ribel
Ada memang gereja yang menerima keadaan dan penampilan mereka apa adanya, dan menyediakan tempat khusus buat komunitas ini. Gereja Kemah Daud merupakan salah satu gereja yang menerima penampilan mereka apa adanya. Mereka dihargai dan dianggap memiliki saluran radio khusus membahas mereka.
Bagaimana dengan gereja-gereja lain? Apakah gereja hanya memandang dari Pakaian pembungkus hati mereka yang ingin melayani? Bukankah gereja berperan penting dalam membawa mereka kedalam kerajaan Allah, dan bukannya dengan mengasingkan mereka gereja malah membuat mereka jauh dari Kerajaan Allah.
Pandangan gereja tentang orang kristen memang masih sangat kuno, tidak melihat bahwa dunia ini bukan hanya sebatas pada orang kristen dan bangunan mereka. Walaupun gereja sendiri memakai alat dari zaman modern(LCD, speaker, komputer), kan tetapi pemikiran gereja belum melihat zaman modern tersebut.
KEBEBASAN YANG BERTANGGUNG JAWAB
Kebebasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan bebas ; merdeka.Dan pengertian bebas itu sendiri adalah lepas sama sekali, tidak terhalang sama sekali.
Apabila ingin dilihat manusia memiliki tiga jenis kebebasan yaitu:9
1. Kebebasan Jasmaniah
Kebebasan ini ingin melihat bahwa manusia memiliki kebebasan menggerakkan badannya kemanapun, dan tidak ada paksaan diatasnya.
2. Kebebasan kehendak
Manusia bebas untuk mengkehendaki sesuatu. Kebebasan akan terbentang luas, seluas pemikiran orang tersebut mengkehendakinya. Manusia bebas berpikir dan mengkehendaki apa saja.
3. Kebebasan Moral
Manusia dikatakan memiliki kebebasan morl ketika ia tidak dibawah ancaman, tekanan dan desakan hingga kekerasan fisik.
Anak-anak punk memang sering dideskripsikan dengan anak-anak yang memiliki hidup yang bebas tanpa aturan, misalnya aturan yang diberikan orang tua dalam keluarga. Kebebasan ini mereka dapatkan karena kehidupan mereka yang memang mereka dapatkan oleh karena keputusan mereka untuk menjauhkan diri dari rumah dan segala kehidupan masa lalunya. Kebebasan bersama komunitas yang juga berasal dari berbagai latar belakang ini menyebabkan kebebasan itu sendiri salah diartikan dan salah dalam penggunaannya. Kebebasan yang mereka pakai membuat mereka masuk kedalam pergaulan bebas yang berada dalam tingkat sex bebas, pemakaian obat dan minum-minuman keras.
Namun hal yang mau dipertanyakan dalam kehidupan mereka adalah dimana tanggung jawab mereka sebagai seorang manusia dalam pengambilan keputusan tersebut? Dalam kebebasan memang akan selalu ada yang namanya fakta kebebasan(negatif).10
Menurut Franz Magnis Suseno dalam kebebasan yang bertanggung jawab tidak mungkin ada tanggung jawab tanpa kebebasan, dan dalam tanggung jawab tersebut kebebasan mencapai seluruh pelaksanaannya.11 Dari perkataan ini saya melihat bahwa kita jangan pernah membicarakan tentang kebebasan tanpa membicarakan tentang tanggung jawab, dan jangan berharap mendapatkan kebebasan tanpa tanggung jawab.
Dalam bertindak dengan kebebasan membutuhkan sebuah tanggungjawab. Tanggung jawab yang pertama yang harus ditanggung adalah tanggung jawab kepada diri sendiri. Tanggung jawab ketika kebebasan tersebut memiliki akibat pada diri sendiri. Lalu bertanggung jawab pada keluarga dan juga sosial masyarakat.
Tanggungjawab merupakan kewajiban dalam kebebasan.12 Kewajiban bukan hanya dipandang sebagai sesuatu yang diwajibkan namun juga sebagai sesuatu yang hanya diwajibkan, namun ingin melihat nilai kebaikan yang dicapai dari sebuah kewajiban tersebut. Bertanggung jawab agar mendapat yang lebih baik dan bernilai pada diri sendiri. Orang itu bertanggung jawab ketika mampu memperbaiki, meringankan, membuat hidup manusia lebih baik.
Semakin bebas kehidupan akan semakin besar pula tanggung jawab yang akan ditopang. Semakin orang tua memberikan kebebasan kepada anak, maka anak akan mengemban sebuah tanggung jawab yang lebih besar, begitu pula sebaliknya. Tetapi banyak anak-anak muda yang belum mengerti akan besarnya tanggung jawab yang ditopangnya apabila orang tua memberi kebebasan sepenuhnya. Sehingga pemberontakan dilakukan anak untuk mendapat kebebasan yang dianggap tidak ia dapatkan.
Menurut saya orang tua memang harus memberi kebebasan sesuai dengan porsinya. Maksudnya orang tua memikirkan sebesar apa tangggung jawab yang mampu di emban sang anak. Tetapi juga dibarengi pengertian yang diberikan kepada anak, sehingga ia tidak merasa kurang perhatian, kurang bebas dan memberontak.
Perintah ke dua sama dengan yang pertama itu: Cintailah sesamamu seperti engkau mencintai dirimu sendiri. (Mat 22:39 BIS)
Hampir semua orang kristen mengetahui hukum kasih ini. Bahkan mungkin banyak juga yang menganggap ayat ini sebagai sebuah ayat paling indah yang ada dalam injil Matius. Tetapi banyak yang hanya berkoar-koar menyampaikan tetapi hanya dibibir saja dan tanpa mempraktekkannya terlebih dahulu.
Pernah saya di tegur oleh seorang teman karena mengetahui saya telah menyampaikan khotbah di mimbar umum, dan saya mengatakan bahwa hal yang peling penting adalah yang disampaikan tetap firman Tuhan. Dan ia mengatakan, bahwa seni berkhotbah adalah ketika kita bisa melakukannya dan sudah melakukannya sebelum menyampaikannya pada jemaat.
Bukan hanya pendeta yang harus mempraktekkan firman tersebut, tapi juga setiap umat Tuhan di seluruh dunia. Bagaimana gereja dan umatnya mengasihi sesama manusia tetapi tidak menerima orang lain yang berbeda latar belakang untuk saling berdampingan bersama di gereja. Kita mengasihi diri kita dengan mendapat makanan rohani di gereja, namun mereka kita larang untuk mendapatkannya. Kita melakukan tiga tugas gereja yang salah satunya adalah melayani, namun kita mlarang mereka melakukan pelayanan. Apa hak kita untuk melarang mereka datang kerumah dan kepada Bapa? Siapakah kita yang memiliki status yang sama-sama manusia melarang mereka melayani Tuhan?
Membiarkan mereka untuk bergabung bersama-sama dengan kita dirumah Tuhan bukan sebuah kesalahan yang fatal, Bahkan itu merupakan suka cita buat mereka. Jangan menolak mereka dan membuat mereka lebih merasa tersingkir dan merasa hidupnya memang sudah tidak berguna.
Ibarat seorang yang jatuh di pinggir jalan, biarlah jangan kita malah menginjak mereka dan membuat mereka lebih merasa terhina lagi. tetapi marilah membantu mereka untuk bangkit dan bisa merasakan kasih yang mungkin dahulu tidak ia rasakan lagi.
Mengapa kalian melihat secukil kayu dalam mata saudaramu, sedangkan balok yang di matamu sendiri tidak kalian perhatikan? (Luk 6:41 BIS)
Dari kutipan ayat diatas saya melihat bahwa manusia seringkali menghakimi orang lain dahulu sebelum berkaca kepada dirinya sendiri. Memang penampilan mereka berbeda dengan orang lain pada umumnya, namun belum tentu mereka lebih buruk dari pada kita. Bahkan mungkin kita jauh lebih buruk dari pada mereka. Kita hanya melihat lukisan dan lubang yang ada di tubuhnya namun sadarkah kita bahwa mungkin ia memiliki hati yang jauh lebih putih mulus dari pada tubuh kita yang tidak bertato dan bertindik?.
Manusia memang cenderung melihat dengan kaca mata kuda yang hanya tertuju kedepan, kepada sesamanya saja sehingga membuat manusia hanya bisa memprotes dan menghakimi sesama tanpa memakai spion untuk melihat dirinya dan masa lalunya sendiri.
Saya teringat akan kisah Yesus ketika Ia menyuruh orang-orang melempari wanita yang kedapatan berzinah dengan syarat mereka adalah yang melempar adalah orang yang tidak berdosa sama sekali, tetapi tidak satupun mereka melemparkan batu kearah wanita itu. Ini merupakan sebuah contoh bahwa sejak dahulu kala hingga sekarang manusia memang tidak pernah sadar akan dosa-dosanya sendiri tetapi mencari kesalahan-kesalahan dan keburukan orang lain.
Melihat seseorang dari berbagai sisi kehidupannya merupakan sebuah proses dalam mengerti dan menghargai orang lain. Dan juga proses itu merupakan sebuah harapan bahwa orang lain juga mampu mengenal dan menghargai kita bukan hanya lewat sesuatu pada diri kita yang kasat mata.
BELAJAR MENGERTI DAN MEMAHAMI FENOMENA SOSIAL LEBIH DEKAT
Sebelum mengadakan sebuah wawancara dan mendapat informasi mengenai sebuah komunitas yang bernama UnderGod, saya juga tidak mengetahui keberadaan kelompok musik keras yang berlandaskan pelayanan ini. Pemikiran saya sebelumnya sama dengan teman-teman dan masyarakat ketika mendengar kata “anak punk”, saya bersyukur dan berterimakasih dengan ini saya bisa lebih memiliki pemikiran yang bisa mengetahui tidak hanya dari penampilan dan pemikiran kuno saja.
Memahami dan mengerti sebuah fenomena sosial lebih dekat merupakan suatu cara membuat kita mengerti mengapa fenomena ini terjadi dan bagaimana sisi lain dari fenomena ini.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Hikmat. 2002. Lubang Hitam Kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius
Dagun, Save M..1990.Filsafat Eksistensialis.Jakarta : Rineka Cipta
Poespoprodjo, W. 1986. Filsafat Moral: Kesusilaan dalam Teori dan Praktek. Bandung : Remadja Karya CV
Rusbiantoro, Dadang. 2008. Generasi MTV. Yogyakarta : Jalasutra
Von Magnis, Franz. 1975. Etika Umum: Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta : Kanisius